GEMUK DAN TUA BUKAN ALASAN UNTUK TIDAK BAHAGIA

Seseorang yang sudah beranjak tua seringkali digambarkan makin gemuk dan menjadi lebih galak seolah hidupnya tidak bahagia. Namun menurut penelitian, pada titik tertentu tingkat kebahagiaan justru meningkat seiring bertambahnya usia.

[imagetag]

Penelitian yang dilakukan oleh University of Warwick ini menegaskan teori sebelumnya bahwa tingkat kebahagiaan seseorang memiliki kurva seperti huruf U. Pada usia tertentu memang menurun, namun setelah umur 45 tahun maka akan kembali meningkat.

Karena kekuatan otot dan tulang mulai menurun, aktivitas fisik orang tua memang menurun sehingga banyak yang mengalami masalah kegemukan. Tubuh gemuk seringkali juga menguatkan kesan tidak bahagia, sebab orang gemuk biasanya suka marah-marah.

Namun dalam penelitian yang melibatkan 10.000 orang ini, level aktivitas dan berat badan tidak selalu mempengaruhi tingkat kebahagiaan. Pada usia 45 tahun ke atas, beberapa lelaki kurang bahagia jika tubuhnya gemuk tetapi perempuan umumnya tidak ambil pusing.

Dr Saverio Strangers yang memimpin penelitian itu mengatakan, bertambahnya usia membuat orang-orang makin dewasa dan lebih bisa mengatasi berbagai masalah. Meski masalahnya tentu lebih banyak daripada anak muda, namun kedewasaan ini membuatnya justru lebih bahagia.

"Jelas bahwa aktivitas fisik seseorang akan berkurang saat beranjak tua. Namun menariknya, kesehatan mentalnya tidak selalu ikut berkurang dan kenyataannya justru meningkat," kata Dr Saverio seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (13/3/2012).

Penelitian ini juga mengungkap, pola tidur sangat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental pada orang yang mulai beranjak tua. Orang-orang yang tidur selama 6-8 jam sehari cenderung lebih sehat secara fisik dan mental daripada yang kurang istirahat.

www.menjelma.com 19 Mar, 2012

0 komentar on GEMUK DAN TUA BUKAN ALASAN UNTUK TIDAK BAHAGIA :

Posting Komentar