Tingginya persaingan dan banyaknya rival mengharuskan seseorang untuk betul-betul memiliki keahlian yang memadai untuk bisa bertahan hidup dalam lingkungan yang penuh dengan intrik social. Dalam kehidupan seperti ini semua melakukan berbagai intrik hanya untuk bagaimana agar mereka bisa bisa mempertahankan hidup. Keinginan untuk mempertahankan hidup ini sering kali mampu mengubah pribadi dari kebiasaan dengan pribadi yang lemah menjadi sosok yang kuat, banyak pribadi yang tadinya manja kemudian menjadi pribadi yang mandiri, selama ini kita mengenal sosok perempuan sebagai sosok cengeng dan lemah tapi kadang kerasnya kehidupan membentuk sosok mereka menjadi seorang petarung yang tidak kenal lelah dan putus asa.
Seperti itulah kehidupan yang sempat saya saksikan disuatu senja di pantai prigi. Disini pria dan wanita sibuk dengan urusan masing-masing. Disini saya menyaksikan bagaimana para perempuan mencoba mempertahankan hidup dengan menjadi penjala ikan. Mungkin ini adalah sebuah kehidupan yang akan membuat kita memberi fonis bahwa dimana tanggung jawab suami mereka yang seharusnya memberikan mereka nafkah. Tuntutan kehidupan telah membuat sebagian perempuan di Prigi untuk tidak berpikir tanggung jawab suami dan duduk manis untuk dinafkahi oleh kaum pria. Mereka sangat memahami bahwa tingginya persaingan membuat mereka merasa bahwa kehidupan telah memasuki ruang-ruang kehidupan mereka untuk menuntut tanggung jawab yang tidak hanya dari kaum pria.
Mungkin oleh sebagian akan merendahkan mereka atas pekerjaan yang mereka lakukan, karena selama ini kita sering menilai status dengan standar pekerjaan. Sehingga banyak orang yang merasa bangga ketika mereka berhasil lolos bekerja pada kantor-kantor bergengsi dengan gaji jutaan rupiah. Kadang ketika seseorang berhasil memperoleh pekerjaan, baik dengan status sebagai PNS atau swasta, merasa bahwa hidupnya sudah berada pada status yang lebih dibanding dengan mereka yang bekerja sebagaimana yang diklaim selama ini sebagai pekerja kasar.
Entah bagaimana pendapat sebagian orang yang akan menganggap mereka sebagai pekerja pada level rendah atau level apapun yang membuat mereka dipandang berbeda dengan profesi lain. Atau apa yang disebut oleh marx tentang perbedaan kelas, tapi inti dari apa yang mereka lakukan dan serendah apapun. Itu adalah sebuah wujud tanggung jawab yang tinggi untuk kelangsungan kehidupan mereka dimana tanggung jawab ini juga sama seperti tanggung jawab yang dari profesi manapun. Semuanya dilandasi oleh motif ekonomi dan mempertahankan kelangsungan hidup mereka.
Kita tidak bisa menilai mereka dan memberi status rendah terhadap pekerjaan apa yang sedang mereka lakukan, karena memberi penilaian semacam ini hanya akan menciptakan kelas-kelas social yang mebuat kita melihat mereka sebagai sebuah komunitas yang berbeda dengan yang lain. Mungkin kita akan sedikit bijaksana seandainya kita melihat profesi mereka sebagai pribadi penjala ikan adalah sebuah bentuk tanggung jawab yang harus di akui dan disamakan dengan profesi apapun. Semuanya bekerja karena satu hal yaitu tanggung jawab.
Prigi, 01 Agustus 2011
0 komentar on Perempuan Penjala Ikan :
Posting Komentar