Tampilkan postingan dengan label Teknik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teknik. Tampilkan semua postingan

Aksesoris

Panduan Aliran Modif Skutik Budget Rp 1,5 Jutaan


Thai Look
Bagi penggemar roda dua, hasrat untuk memodifikasi tunggangan selalu muncul. Namun tak bisa dipungkiri, hasil akhir suatu ubahan sedikit banyak memang ditentukan oleh derasnya dana yang dikeluarkan. Makin besar sokongan dana, hasilnya makin oke.

Nah, tentu bakal lain cerita bagi mereka yang memiliki budget pas-pasan. Sang pemilik dituntut harus lebih selektif dalam merombak tampilan. Kenapa? Karena kalau part-part yang diaplikasi klop dengan konsep yang dimau, dijamin gak perlu keluar duit banyak!

Contoh, hanya dengan Rp 1,5 juta, tampilan skutik sudah bisa terdongkrak 50%! Gak percaya? Simak gaya ubahan beserta budget untuk memodifikasi nya. Sebagai bahan diambil Yamaha Mio dan Honda BeAT yang keduanya terbanyak di pasaran.

Mari!

Thailand Look
Bagi penyuka gaya yang agak ngepop, Thai look style memang masih jadi idola para ‘skutik nation’. Tampilan simpel dan trendi memang sangat kental dalam gaya ini. “Intinya, hanya bermain di kaki-kaki dan aksesori PnP (Plug n Play),” buka Agus dari toko Tomson Matic Shop.

Misal aplikasi pelek jari-jari ring 16” atau 17”. Eits, tapi khusus untuk pelek yang ring 17” sangat tidak direkomendasi. Sebab bila aplikasi pelek 17”, ban yang dipakai kelewat kecil yang efeknya bakal buruk pada handling motor. Solusinya, ring 16” masih aman dan gak kalah catchy dengan pelek ring 17”. Nah, budget Rp 1,5 juta selain pelek tadi, juga cukup banyak mendapat aneka aksesori lain. (lihat tabel)
Daftar belanjaan gaya Thai Look
Yamaha Mio
Part Merek Harga
Papas jok - 20 ribu
Hendle rem termigoni 50 ribu
Bohlam HID Auto Vision 35 ribu
Tromol set PKM 325 ribu
Jari-Jari Yaguso 50 ribu
Pelek depan-belakang Zipp 140-16 400 ribu
Ban belakang Swallow 80/80-16 150 ribu
Ban depan Swalow 2.50-16 120 ribu
Ban dalam dpn-blkng Set 50 ribu
Cakram lebar Rotora 175 ribu
Cutting sticker bodi polos - 50 ribu
Ongkos jasa pasang, Dll 25 ribu
Total Rp 1,5 juta
Honda Beat
Part Merek Harga
Teromol set PKM 325 ribu
Jari-Jari Baros 40 ribu
Pelek depan-belakang Zipp 140-16 400 ribu
Ban belakang Swallow 80/80-16 150 ribu
Ban depan Swalow 2.50-16 120 ribu
Ban dalam dpn-blkng Set 50 ribu
Spion Stage6 100 ribu
Cutting sticker bodi polos - 50 ribu
Cakram lebar Rotora 175 ribu
Papas jok - 20 ribu
Visor cover stang - 35 ribu
Ongkos jasa pasang, dll 25 ribu
Total Rp 1,5 juta

Sporty
Sporty
Butuh alternatif lain? Gaya sporty yang mengacu pada tampilan motor balap juga masih oke diterapkan ke Mio atau BeAT yang punya lekuk bodi lancip-lancip. Pakemnya, tetap mengandalkan lingkar pelek bawaan standar, ring 14 inci. Nah, sisanya tinggal mainkan profil ban, striping bodi dan pernak-pernik lain.

Khusus untuk bodi, pilihannya bisa main cutting sticker dengan grafis khas motor balap. “Biaya pemasangan di bodi motor non-sport, dibanderol Rp 300-500 ribuan. Itu tergantung motif dan tingkat kesulitan,” beber Deddy, penggawang Nine Works Graphic (NWG). Berikut detail peranti dan jasa yang di dapat dengan budget Rp 1,5 juta.
Daftar belanjaan gaya Sporty


Yamaha Mio


Part
Merek
Harga
Ban belakang
FDR Genzi 110 / 80014
216 ribu
Ban depan
FDR Genzi 90/80-14
154 ribu
Spion
Stage6
100 ribu
Sok belakang
YSS
250 ribu
Cakram lebar
Rotora
175 ribu
Cutting sticker bodi
NWG
500 ribu
Grip gas
Aftermarket
35 ribu
Handle set rem
Aftermarket
50 ribu
Ongkos jasa pasang dll

20 ribu

Total
1,5 juta
Honda Beat


Part
Merek
Harga
Bordes
Yoshimura
175 ribu
Grip gas
Aftermarket
35 ribu
Handle rem set
Aftermarket
50 ribu
Spion
Stage6
100 ribu
Ban belakang
FDR Genzi 110/80-14
216 ribu
Ban depan
FDR Genzi 90/80-14
154 ribu
Sok belakang
YSS
250 ribu
Cutting sticker bodi grafis
NWG
500 ribu
Ongkos jasa pasang dll

20 ribu

Total
Rp 1,5 juta

Retro
Retro Style
Bicara gaya yang satu ini, sebenarnya memang bukan mainan baru. Bisa dibilang tren skutik bergaya retro muncul sejak awal tahun 2000. “Entah kenapa, setelah kemunculan skutik retro, Honda Scoopy, ada indikasi tren ini bakal muncul lagi,” analisa Rini dari gerai F16.

Masalah pakem ubahan, gaya ini paling simpel dan gampang diterapkan. Pemasangan peranti jadul macam white wall, wind shield dan spion bulat wajib dilakoni. Namun karena part retro khusus skutik gak beredar banyak, konsumen harus kreatif mengaplikasi aksesori dari motor lain macam Vespa. Nah berikut part-part yang bisa ditebus sebesar Rp 1,5 juta.
Daftar belanjaan gaya Retro


Yamaha Mio


Part
Merek
Harga
Wind shield Aftermarket 95 ribu
White wall ring 14 Aftermarket 65 ribu
Spion retro Aftermarket 35 ribu
Pelek jari-jari alumunium Champ 1.85-14 150 ribu
Pelek jari-jari alumunium Champ 2.15-14 200 ribu
Jari-Jari Aftermarket 50 ribu
Tromol set PKM 325 ribu
Cat bodi polos/list And1 Paint 550 ribu
Ongkos jasa pasang dll 30 ribu

Total
1,5 juta

Aksesoris

Waspada, Ada Modus Baru Pencurian Helm!

Waspada! Ada modus baru pencurian helm. Bila sebelumnya si pencoleng langsung ngembat helm utuh, tapi sekarang enggak lagi. Cuman ngambil busa daleman helmnya. Seperti pernah dialami bikerwati ini.

“Kejadiannya saat sedang parkir di salah satu mal besar di Jakarta Barat. Helmnya sih masih utuh karena dicantol, tapi dalaman atau bagian busa yang ilang dari helmnya,” ungkap Dwi J, yang tinggal di kawasan Kebon Jeruk, Jakbar.

Ngeselin kan? Korban harus pulang pakai helm yang gak ada busanya. Itu belum apa-apa, malesnya dimana mesti mencari spare part helm tersebut dan berapa harganya?

 

Hanya melekat dengan kancing model klip

Produk TKI. tersedia untuk beberapa tipe

Busa bagian pelindung saja yang dijual
Tinggal Tarik
Hal yang sama sebenarnya juga bisa terjadi pada pemakai helm lainnya. Itu karena bagian tersebut (busa, red), hanya ditempel menggunakan kancing model klip. "Jadi tinggal tarik, lepas sudah bagian busa pelingdung telinga pada helm," tutur Tomo bagian operasional outlet TMS di Mall Ciputra, Jakbar.

Nah untuk pemilik helm yang apes seperti Dwi, enggak usah terlalu kuatir. Pasalnya produsen helm lokal, sekarang juga jualan spare part dari pelindung kepala itu. Salah satu part yang dijual adalah busa helm (terutama bagian samping alias pelindung telinga).

“Pada produk DMI yang terdiri atas merek NHK, GM, VOG, MAZ dan MIX, bagian busanya sudah tersedia. Dengan harga yang cukup terjangkau, kisarannya Rp 35.000-65.000," terang Tomo.

Walau sempat susah nyari bagian busa, namun banyaknya permintaan yang membuat PT Tara Kusuma Indah (TKI), kini menyediakan part busa pengganti. Oh ya, TKI itu pabrikan helm lokal dengan brand KYT, INK, MDS dan DMC.

“Tapi enggak semua merek dan tipe helm yang busa penggantinya tersedia. Namun demikian, ketersediaannya dalam ukuran helm M, L dan XL," kata Agus Hermawan, pemilik toko www.juraganhelm.com di Jl. Panjang, Jakbar.

Saat ini busa pengganti yang tersedia di tempat Agus, untuk produk-produk model half face. Di antaranya bawaan KYT 2Vision & DJ Maru, INK Transformer & CX22. Sementara untuk model full face, baru tersedia untuk model INK CBR600.

Soal harga, masing-masing tipe ternyata berbeda. Misal busa 2Vision, dibanderol seharga Rp 45 ribu/set. Kalau model DJ Maru dan CX22, siapkan dana Rp 50 ribu. Model Transformer dan CBR600, masing-masing dipatok Rp 50 dan 75 ribu.

Tak hanya helm lokal saja yang busa bagian pelindung kupingnya bisa diganti. Pada produk impor, bagian tersebut juga bisa diganti. "Tapi enggak selalu ready stock. Biasanya pesan dulu 1 mingguan, barang baru tersedia," terang Agus.

Kontak:
TMS: 021-5605372

www.juraganhelm.com

Review Produk

Helm Retro Jangan Cuma Gaya, Juga Harus Safety!


Foto : Hell For Leather
Banyak pengendara motor klasik rupanya justru ogah menggunakan helm retro, seperti yang banyak beredar di kalangan penjual helm. Alasannya adalah karena helm tersebut tidak nyaman dan tidak aman bagi mereka.

Hal inilah yang menginspirasi Chad Hodge untuk menciptakan helm retro fullface. Dimana para pengendara motor-motor klasik tidak harus mengorbankan gaya retronya untuk mengejar sisi safety. Karena helm ini sudah mengakomodir kebutuhan pengendara akan gaya klasik dengan kebutuhan pengendara akan sii safety dalam mengendara.

“Ide untuk membuat helm retro fullface ini, berawal dari ketika saya mencari sebuah helm baru yang bentuknya cukup unik. Helm yang bisa menggabungkan gaya retro, namun tidak melupakan sisi safety helm sang pengendara. Apalagi saat ini masih banyak yang menggunakan motor klasik, namun tidak klop dengan helm yang mereka gunakan,” papar Chad Hodge.

Beberapa konsep livery yang ditawarkan untuk desain helm retro tersebut
Ciri khas yang peling terlihat pada helm ini adalah bentuk visor yang membulat ke depan. Nyaris menyerupai visor pada motor balap era 80-an yang masih membulat. Bentuk penahan dagunya pun tidak terlalu tebal seperti helm moderen yang ada saat ini.

Namun jangan salah, kendati bentuknya mengadopsi helm retro, kemampuan serta fiturnya seperti ventilasi yang berbentuk retro, ditandemkan dengan fasilitas bluetooth speaker control, menjadi sebuah fitur modern yang bisa di jumpai di helm tersebut. Belum lagi bahan interior yang anti bakteri, membuat helm menjadi helm retro yang benar-benar nyaman.

Sayangnya helm ini masih menjadi prototipe dan belum diproduksi massal. Hodge sendiri bukan pemilik perusahaan helm. Makanya Hodge berharap agar ada perusahaan helm kelas dunia yang melirik konsepnya ini.

Kira-kira pabrikan helm dalam negeri seperti KYT dan NHK, mau enggak ya investasi untuk menciptakan produk massalnya? Atau membuat desain sendiri yang lebih artistik? Hmm, kita tunggu saja.

Sumber : OTOMOTIFNET

Aksesoris

Pernik Interior Bermotif Karbon, Kini Lebih Berwarna

Pernak-pernik interior bisa menjadi pemanis tampilan kabin, bahkan bisa mengubah kesan gagah dan sporti. Seperti aksesori berlapis serat karbon asli, layaknya besutan kompetisi.

Sejauh ini belum banyak pemain karbon lokal yang mampu menggabungkan nuansa warna berbeda pada produk racikannya. Pelapisan unsur warna pada serat karbon, umumnya tidak berani menggabungkan kelir-kelir unik. Baru sebatas unur warna gelap seperti abu-abu dan hitam.

Tapi sekarang ada pilihan warna-warni yang lebih gemerlap, bisa disesuaikan dengan karakter pribadi lantaran pilihannya cukup beragam.

Oke D. ini harga mahal buat IMI Jabar


Spion kabin bisa dipercantik dengan cover berlapis karbon

Dasbor garnish produk asli TRD ini, bisa mendongkrak tampilan panel instrumen tanpa banyak ubahan

Keaslian pernik karbon bisa ditengarai dari kontur anyaman dengan efek 3 demensi
.
Solid Dan Gliter

"Kebanyakan karbon yang ada saat ini cuma pakai unsur warna hitam, jadinya kurang menarik buat dipadu-padan dengan warna interior yang sudah dimodifikasi," tegas Trio dari Trend Carbon (TC) di Surabaya, Jatim ini.

Untuk materialnya sendiri memang enggak beda dengan produk bikinannya, yang kini sudah tersedia model bling bling, solid dan metalik. Bahannya tetap andalkan carbon fiber (serat karbon) model rajutan/anyaman mirip tikar (matting), ditambah resin untuk proses finishing-nya.

Karakter anyaman yang dimiliki pernik karbon asli ini, bisa ditegaskan pakai mata telanjang. "Kalau sepintas memang enggak begitu beda. Tapi jika dilihat dari dekat, kelihatan perbedaannya. Kalau karbon asli, anyamannya terlihat seperti efek 3 dimensi. Sedangkan yang carbon look, seratnya kelihatan rata-rata saja," jelas Wira Sentosa dari SACS di Pondok Gede, Bekasi.

Masih menurut Trio, kendala saat pembuatan panel atau pernik aksesori terbuat dari carbon fiber asli, terletak pada karakter konturnya yang mudah menyusut. Hal ini juga disebabkan dari karakter resin itu sendiri yang cenderung mudah menyusut.

Sistem kerja yang diterapkan juga menyesuaikan peruntukan dari tiap panel atau aksesori karbon itu sendiri. "Bisa dengan cara manual pakai tangan atau menggunakan mesin pakai spray gun, metoda vacum dan RTR (resin transfer remoulding)," jelas Trio.

Semisal untuk warna karbon bernuansa bling bling. Peruntukannya bisa untuk eksterior maupun interior, lantaran warna glitter yang dikerjakan pakai proses pelapisan di seluruh permukaan serat karbon ini, masih mampu menahan sinar UV (Ultraviolet) yang bersifat merusak permukaan cat atau warna.

 Sementara pernik karbon dengan efek metalik dan solid, dibikin pakai metoda yang mirip dengan coated fiberglass. Yaitu perlu proses pencelupan warna sesuai kebutuhan, seperti metalik atau solid, lantaran anyaman serat karbonnya belum diberi warna.

Pernik karbon dengan warna-warna solid maupun metalik, sebenarnya tidak direkomendasi buat dipakai pada eksterior karena tidak kuat menahan sinar UV. "Biasanya dipakai di interior saja," tandas Trio.

Belum lagi problem lain seperti efek pin head setelah proses pewarnaan dan pengeringan. Efek lubang-lubang kecil mirip jarum ini, merupakan imbas dari proses penguapan antara resin dengan katalis. Untuk mengatasi problem ini memang butuh mesin berteknologi tinggi, lantaran tingkat kesulitannya juga sangat tinggi.

Sebenarnya pembuatan pernik aksesori atau panel interior bermaterial serat karbon ini, sudah berkembang pesat di beberapa negara maju seperti Jepang. Contohnya produk Mugen, HKS atau TRD yang diproduksi secara hi-tech ini.

Pemakaian ornamen tambahan di kabin ini, sebenarnya pernah booming dua tahun lalu. Menurut Wira, saat itu tren yang berkembang memang masih berkiblat pada sosok mobil sport atau kompetisi. "Enggak heran kalau aksesori karbon laris manis saat itu," tukas pria yang juga berdagang aksesori karbon ini.

Namun saat ini, di beberapa kontes modifikasi mobil bertaraf nasional, pemakaian ornamen karbon (bukan carbon look) ini kembali diaplikasi oleh beberapa pemainnya. Salah satunya di interior, dengan pernik karbon bernuansa bling bling atau warna-warni tadi.

Tertarik ?


Sumber : OTOMOTIFNET

Aksesoris

Berburu Aksesoris Limbahan Supermoto di Kims Motor Sport

Trend ala Supermoto lagi naik daun, alhasil aksesori yang menunjang model tersebut, kini sedang digandru­ngi. Mulai dari buatan lokal yang tersedia di pasaran, custom, komponen limbah, hingga beberapa peranti pemanis mata yang bisa dipesan melalui internet.

Nah, salah satu gerai yang menyediakan ragam komponen tersebut adalah Kip’s Motor Sport (KMS). ‘Butik komponen’ yang menjual limbah motor eks Singapore ini bermarkas di Jl. Kebon Kacang 39 No.22, Jakpus. Adapun aksesori limbah yang banyak tersedia merupakan copotan motor Yamaha WR 200, Yamaha YZ 250, KTM 200, dan Husqyvarna.

“Limbah trail banyak dicari, tetapi barangnya cepat habis,” jelas Akip Muhenky Budhi, bandar limbah dari Kip’s Motor Sport.

Untuk ilustrasi harga, semisal up side down dari berbagai tipe dihargai Rp 3 juta hingga Rp 10 juta. Lalu pelek dengan beragam model dijual Rp 3-5 jutaan. Kontak saja Akip di 0812-9952855.

Sumber : OTOMOTIFNET

Aksesoris

Aksesoris Motor Limbahan, Harga Bodi Cuma Rp 100 Ribu

Cari aksesori motor dengan harga miring? Coba Anda meluncur ke daerah Jakarta Timur sekitar kawasan Duren Sawit atau depan Banjir Kanal Timur.
Di sini Anda akan menemukan sekumpulan pedagang yang khusus menawarkan aneka komponen copotan dengan harga terjangkau.

Ambil contoh gerai Didik Motor (DM). Gerai ini khusus menggelar berbagai komponen copotan yang bekas maupun yang baru dengan harga nyaman.
“Harga masih bisa nego,” terang Didik sang juragan. Untuk ilustrasi harga, aneka sayap untuk motor bebek seperti Honda Supra, Yamaha Vega, Suzuki Shogun ditawarkan mulai dari Rp 75 ribu.

Sementara untuk bodi motor yang sama, mulai dari 100 ribu rupiah. Kemudian pelek mulai dari Rp 30 ribu, dan shockbreaker mulai dari harga Rp 75 ribu. Selain itu juga ada boks lampu yang ditawarkan dengan harga mulai dari Rp 35 ribu.

Anda tertarik? Silakan mampir di Jl. Duren Sawit No. 64A Jaktim, atau kontak di 0815-74078600.

Sumber : OTOMOTIFNET

Review Produk

Pilihan Semakin Kompetitif

OTOMOTIFNET - Berkembangnya gaya hidup modifikasi tak lepas dari peran serta produsen ban. Pemilik mobil disuguhkan beragam jenis dan ukuran ban di pasaran retail. Populasi mobil jenis minivan, small MPV hingga hatchback yang terus meningkat diiringi ketersediaan merek dan ukuran ban yang sesuai.

”Kebanyakan pakai 17 inci,” ujar Gino dari Jaya Ban. Spek demikian bisa dibilang lengkap ketersediaan merek dan ukurannya, karena permintaan yang cenderung meningkat. Data yang dihimpun OTOMOTIF dari beberapa toko ban di Jakarta, merek-merek yang menyediakan ukuran 17 inci ada Bridgestone, Dunlop, Goodyear, Toyo, Pirelli, Michelin, GT Radial, Accelera, Achilles dan Hankook.

“Biasanya untuk mobil seperti Jazz, Yaris, Freed, Vios atau Avanza,” ujar Gino yang buka toko di Mega Glodok Kemayoran, Jakpus. Modifikasi yang diterapkan rata-rata berorientasi tampilan dan menggunakan ukuran ban 17 inci karena aplikatif di banyak ruang roda mobil sedang. “Paling banyak di rentang lebar tapak 195 hingga 215,” yakin Amin Sutiono dari toko pelek Autostyle di Sunter, Jakut.

Begitu pun dengan profil alias ketebalan ban, dominasi profil 40 sampai 50 paling sering digunakan. Dilihat dari ukuran yang disediakan produsen ban rentang profil seperti ini beragam pilihannya. Bahkan merek-merek lokal sudah mulai unjuk gigi dengan ketersediaan ukuran yang lengkap. Ban merek lokal mulai menawarkan daya tahan dan model alur yang setara ban impor.

Alur tapak ban lokal sudah seperti ban impor

Alur tapak ban impor tidak selamanya 'menantang'
Sasarannya tentu untuk keperluan modifikasi namun masih layak dipakai sehari-hari. Bahkan beberapa merek ban tertentu menjagokan produknya, salah satunya di ukuran ini untuk keperluan kompetisi, baik di dalam negeri hingga ke luar negeri sebagai pembuktian daya tahan.

Peruntukkan ukuran ban 17 inci sesuai mobilnya, Gino menyebut ukuran 205/45/R17 untuk hatchback seperti Honda Jazz, Toyota Yaris dan Suzuki Swift. Sementara kelas sedan kompak seperti Toyota Vios atau Honda City lebih aman pakai ukuran 205/40/R17. Kalau MPV maupun light SUV bisa pakai ukuran 215/55/R17 atau 225/50/R17.

Produsen ban berlomba menjajakan pilihan terbaik mulai rentang ukuran, kembangan hingga harga yang kompetitif. Menariknya, di kelas ban impor yang selama ini didominasi pabrikan asal Jepang, Eropa maupun Amerika, menyelinap Hankook, asal negeri ginseng yang turut bermain di ukuran ini. Sayang, ketersediaannya yang masih jarang ditemui membuat popularitasnya belum mengemuka.

Persepsi yang menyebut ban impor mencengkeram lebih baik karena punya alur model anak panah menjurus tidak selamanya benar. Ban merek lokal pun juga punya andalan alur yang sudah mirip ban impor. Ada juga ban impor yang alur tapaknya ‘biasa’ layaknya ban untuk kebutuhan all season.

Harga yang kompetitif membuat persaingan ban di ukuran 17 inci ini cukup ketat. Namun sebelum membeli, perhatikan kode produksi ban yang tertera di dindingnya. Usia ban yang tidak lebih dari satu tahun semenjak diproduksi akan memperpanjang umur ban saat akan digunakan.

Sumber : OTOMOTIFNET

Lampu Proyektor Motor

Tren Lampu Proyektor Motor, Maksimalkan Tampilan dan Sorotan!

Jakarta - Tren lampu proyektor tengah happening diaplikasi pada motor, baik jenis sport, matik maupun bebek. Ketimbang hanya mengandalkan bohlam HID maupun Halogen, instalasi proyektor yang diambil dari lampu mobil ini dapat memaksimalkan sorotan cahaya jadi terfokus. Tentunya tampilan tunggangan juga jadi beda.

Di kalangan modifikator atau spesialis pembuat proyektor pada batok lampu motor ini, ada dua jenis lampu proyektor yang kerap diaplikasi. Yakni copotan mobil atau disebut OEM (Original Equipment Manufacturer) dan produk aftermarket yang datang dari Taiwan dan Cina. Nah, kedua jenis ini memiliki konfigurasi dan fitur yang berbeda.

Double proyektor bi-xenon di Honda Vario ini masih bisa memfungsikan lampu dim (lampu jauh) - kiri. Proyektor OEM bisa di-custom seperti produk aftermarket - kanan
Yaitu, desain proyektor dan ukuran lensa produk OEM berbeda dengan aftermarket. “Selain itu, lampu proyektor OEM umumnya punya usia pakai lebih lama ketimbang produk aftermarket,” bilang Ricky Roland dari Yotoda Motor.

Untuk proyektor OEM, umumnya mengandalkan copotan atau limbah mobil. Biasa eks-lampu Toyota Camry, Daihatsu Terios, Toyota Rush, Toyota Alphard, Honda New C-RV, Suzuki Grand Vitara, Mercedes-Benz, Suzuki Grand Vitara, Nissan X-Trail, Nissan Murrano atau Lexus RX330.

Dari sejumlah proyektor mobil tersebut bisa diaplikasi jadi single proyektor dan double proyektor di motor. “Untuk single proyektor berarti hanya pakai satu proyektor, sedangkan double berarti dua buah proyektor,” terang Albert alias Jungkiwenas yang memfokuskan diri sebagai spesialis lampu proyektor di Jln. Jelambar Selatan, No. 17, Jakbar.

Lalu, tidak semua proyektor copotan telah bi-xenon atau menganut sistem hi-low layaknya produk aftermarket. “Umumnya hanya mobil-mobil keluaran terbaru saja yang sudah bi-xenon. tapi jangan kuatir, proyektor mobil konvensional bisa diakali jadi bi-xenon alias bisa ngedim. Caranya menambahkan pelat solenoid sebagai relay mekanis lampu hi-low,” timpal Pak Wiet yang buka bengkel di Jln. Palmerah Barat, Jakbar.
Pilihan proyektor copotan mobil cukup beragam (kiri). Produk aftermarket didominasi dari Taiwan dan Cina (kanan)
Biar tampilan tambah keren, aksen angel eyes juga dapat diinstalasi di proyektor OEM. Yakni dengan memanfaatkan angel eyes kit.

“Angel eyes kit tersedia dalam satuan panjang 3 cm hingga 21 cm, tinggal disesuaikan kebutuhan. Jenis bohlamnya pun beda, yakni pakai bohlam CCF (Cold Cathode Florescent) yang cukup awet dipakai,” ungkap Wira Sentosa dari Sacs Asia Jaya Motor di Jln. Pondok Gede Raya, Bekasi.

Sedangkan proyektor aftermarket, umumnya dijual sudah tinggal pasang dengan dilengkapi ballast untuk HID, kabel kit dan inverter buat lampu angel eyes.

“Varian dari proyektor dipisahkan atas beberapa generasi. Yakni Gen 1, Gen 2, Gen 3 dan langsung Gen 5. Gen 4 terbilang produk gagal dan jarang lagi beredar di pasaran,” urai Pak Wiet.

Pola pemasangan proyektor aftermarket lebih mudah ketimbang OEM. Hal ini berkat perbedaan fitting dibokong proyektor aftermarket yang telah menggunakan sistem ulir atau drat.

“Sehingga coakan batok lampu standar tidak perlu lebar-lebar dan drat tersebut cukup kuat memegang proyektor,” imbuh Pak Wiet lagi.

Sumber : OTOMOTIFNET

Teknologi

Yog, Motor Khusus Buat Pecinta Yoga

Melakukan senam Yoga sembari berkendara? tentu menjadi hal yang sangat tidak dianjurkan, karena akan mengganggu konsentrasi mengendara itu sendiri. Tapi tidak usah ragu akan kehilangan momen untuk melakukan senam Yoga, karena terjebak macet di jalanan. Karena kendaraan khusus bagi para pecinta senam Yoga sudah mulai diperkenalkan, kendati masih dalam bentuk konsep.

Kendaraan konsep yang di desain oleh Arum Thomas ini merupakan sebuah motor roda tiga atau  trike yang dirancang bagi para pecinta yoga yang menginginkan kendaraan yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. Yakni, bepergian tanpa harus melewati kegiatan yoga mereka.

Hal ini dikarenakan posisi pengemudi yang tidak umum, yakni tiduran dan memeluk kendaraan tersebut sehingga orang yang mengemudi layaknya sedang melakukan yoga. Untuk keamanannya si pengemudi diikat dengan belt yang rancang agar pengemudi tersebut tidak terjatuh ketika mengendarai trike ini.
Selain itu bentuk kendaraan ini juga terkesan nyeleneh. Seperti, dua buah roda depan yang berukuran besar dan menggunakan sistem magnetic. Kemudian penggunaan roda belakang yang lebih kecil. Disamping itu trike tersebut juga mengaplikasi sistem kemudi mekanis dan roda tanpa poros yang elastis. 

Salah satu kejanggalan lain pada trike ini yakni, sumber tenaga yang digunakan adalah listrik yang terbuat dari petir buatan. Petir ini sendiri diproduksi dalam sistem tertutup, sehingga mengubah petir menjadi listrik. Kemudian energi tersebut menjalankan baling-baling dari mesin pesawat.

Sumber : OTOMOTIFNET

Teknologi

Denso Iridium Racing RU01-31, Busi Unik Tanpa Batang Ground Electroda

Biasanya busi racing didesain dengan bentuk yang agak unik dari busi standar. Misalnya ujung batang ground electroda-nya (GE) dibikin bercabang kayak lidah ular. Atau punya batang GE lebih dari satu.

Nah, rancangan dari salah satu produsen busi asal Jepang lebih unik lagi. Yakni Denso Iridium Racing tipe RU01-31 untuk sepeda motor.

Pada bagian ujung yang memercik api di produk seharga Rp 250 ribu ini tidak terlihat ada batang GE-nya.

“Yang jadi ground electroda-nya adalah badan businya (bahan logam). Loncatan api dari center electoda akan menyambar ke bagian tersebut (badan busi) yang posisinya paling dekat,” terang Doddy Hardianto, ass. marketing manager PT Denso Sales Indonesia.

Sumber : OTOMOTIFNET

Teknologi

Suzuki Titan, Kolaborasi Smash Dan Shogun 125

Sebelum resmi di lainching, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) sudah mengajak sejumlah media nasional maupun lokal baik cetak, elektronik maupun online untuk melakukan riding impression di Yogyakarta (11-12 Mei) lalu.

Malah para kuli tinta dipersilahkan melakukan adu irit pakai Titan 115 tipe SR (CW). Hasilnya cukup fantastis. Dengan menempuh jarak rata-rata sekitar 22,2 km, motor yang dibanderol mulai Rp 10,695 juta (Titan 115) - Rp 11,7 juta (Titan 115 SR) on the road untuk Jakarta dan sekitarnya ini mencatat konsumsi BBM yang paling irit di kelasnya. Yakni mencapai 76,21 km/liter dengan bahan bakar Premium.

Tak cukup sampai di situ, selang beberapa hari kemudian yakni pada 15-17 Mei, PT SIS kembali membuat gebrakan dengan menggelar uji ketahanan selama 60 jam non stop dengan jarak tempuh mencapai 5.000 km di sirkuit Sentul, Jabar.

Emisi gas buang lebih bersahabat karena didukung teknologi PAIR system

Sistem pengapian sudah menganut TPS, sehingga pembakaran lebih optimal dan efisien

Posisi 4 baut silinder sama persis Shogun 125. Jadi kalau mau bore up bisa langsung pakai bloknya Shodun 125
“Tiga unit Titan 115 digeber full secara bergiliran oleh 18 pembalap yang kami pilih dari berbagai daerah. Tanpa mematikan mesin selama 2 hari 3 malam (60 jam) untuk mengetahui ketahanannya,” bilang Joko Utomo, deputy GM marketing 2W PT SIS. Hasilnya hingga finis, ke-3 motor tersebut tidak memperlihatkan kendala apa pun.

“Performanya gak ngedrop-ngedrop. Padahal digeber top speed terus. Kecepatan maksimumnya bisa sampai 120 km/jam. Kalau Smash lama paling mentok 110 km/jam. Untuk tenaga, kayaknya lebih mantap Titan 115 dibanding Smash lama maupun kompetitornya,” kagum Benny ‘Baong’ Pria, salah satu pembalap gaek asal Bandung, Jabar yang diamini para pembalap lainnya.

Di balik prestasi itu, pastinya tak lepas dari dukungan teknologi yang diusung Titan 115. Terutama pada sektor dapur pacu. Menurut Hariadi dari divisi service PT SIS, mesin motor ini benar-benar dirancang baru. “Bukan pengembangan dari generasi Smash sebelumnya. Teknologinya gabungan antara Smash dengan Shogun 125,” beber Hariadi.

Hal itu bisa dilihat dari perubahan besar pada spesifikasi yang dianutnya. Misal langkah piston dirancang mirip Shogun 125, yakni 55,2 mm. Konsekuensi dari pemanjangan stroke itu, diameter piston dikecilin jadi 51,0 mm. Hasilnya membuat torsi maksimum melonjak jadi 8,9 Nm yang dicapai pada putaran mesin 5.000 rpm.

Sementara kalau kita bandingkan dengan Smash sebelumnya, torsi puncak hanya mencapai 8,23 Nm. Itu pun diraih pada putaran 8.000 rpm. Makanya, gak heran kalau akselerasi di putaran bawahnya terasa sangat enteng ketika diuji OTOMOTIF. Tidak perlu buka gas terlalu dalam untuk bisa berakselerasi dengan baik. Itu lah yang membuat motor ini bisa sangat irit.

Begitu pula saat dicoba lari di putaran tengah hingga atas, entakan tenaga masih terus ngisi. Berdasarkan hasil pengukuran pabrikan lewat engine, tenaga maksimum yang mampu dimuntahkan dapur pacu berkode FW milik Titan 115 ini mencapai 8,2 dk di 8.000 rpm. Lebih tinggi 0,1 dk dibanding Smash sebelumnya.

Selain perubahan bore dan stroke, sistem pengapiannya juga ikut berubah. “Itu sudah pasti. Karena menyesuaikan diameter dan langkah piston yang sekarang. Pada karburtor (Mikuni VM 18 SH) dipasang throtlle position sensor (TPS). Namun bekerjanya hanya pada 2 kondisi bukaan throttle saja. Ketika grip gas dibuka secara mendadak, maka kurva pengapian akan berubah menyesuaiakan kondisi mesin saat itu,” terang Josep Antoni Tan, kepala istruktur traning service 2W & 4W PT SIS.

Lalu, motor ini juga kini telah disokong teknologi penekan emisi seperti dianut Shogun 125, yakni pulse-secondary air injection (PAIR). Sedang di Smash sebelumnya tidak ada. Nah, untuk lebih detail soal teknologi-teknologi lainnya, kami akan mengulasnya lebih lanjut di edisi mendatang.

Sumber : OTOMOTIFNET

Teknologi

Lebih Irit Dari Bebek Dan Skutik

Ngelanjutin bahasan minggu lalu soal bekti (bebek ber-CVT): Honda Revo Techno AT PGM-Fi, kali ini kita coba lebih dekat dengan teknolgi serta fitur-fiturnya. Serta kemungkinan-kemungkinan untuk meng-upgrade performa mesinnya.

Menurut bagian technical service PT AHM, mesin CV-Matic Revo AT ini mengusung teknologi EFT (efficient & low friction technology) seperti Absolute Revo. "Teknologi ini terdiri dari pemakaian piston bertekstur guna mereduksi gesekan saat piston bekerja, ring piston yang tipis, pelatuk klep pakai roller (roller rocker arm) serta offset cylinder," beber Endro Sutarno, instruktur training service AHM.

Maksud offset cylinder adalah kondisi di mana saat piston ada di titik mati atas (TMA), posisi big end di kruk as dirancang tidak segaris terhadap sumbu kruk as. Melainkan agak ke luar dikit. "Tujuan dirancang demikian untuk mengurangi gesekan piston dengan ruang silinder. Sasarannya sama, yaitu untuk mendapatkan efisiensi bahan bakar lebih irit," tukas Handy Hariko, head of technical service training departement AHM.

Makanya dengan semua teknologi penekan friksi tadi, ditambah pemakaian programed fuel injection (PGM-Fi) generasi ke-3 pada sistem bahan bakarnya, bikin konsumsi bensin bekti ini diklaim oleh Honda lebih irit dibanding jenis bebek maupun skutik yang mereka miliki.

"Dari hasil tes yang kami lakukan untuk pemakaian normal, konsumsi bensin Revo AT bisa mencapai 57,7 km/liter," bilang AS Tedjosiswojo, senior GM technical service division AHM saat perkenalan perdana motor ini kepada media di Planet Hollywood, Jl. Jend Gatot Subroto, Jaksel, Selasa (20/7) lalu. Sementara motor jenis bebek bertransmisi gigi otomatis yang dimiliki Honda, paling irit hanya sekitar 54,8 km/liter. Sedang skutiknya cuma tembus 44,2 km/liter.

Rocker arm sudah pakai bearing kayak di Absolute Revo dan Blade guna meminimalkan friksi mesin

Dilengkapi sistem dekompresi guna memudahkan start awal

Ketebalan liner masih bisa di korter untuk pemakaian piston Kharisma standar atau oversize 0.50 buat kohar

Sistem pendingin ganda. Selain udara, juga ada pendingin olinya alias oil coller
Teknologi lain yang tak kalah menarik, sistem pendinginnya. Kata Handy Hariko, pendinginan mesin Revo AT memang hanya mengandalkan embusan angin. Namun angin yang berembus bukan hanya mendinginkan sirip-sirip kepala silinder dan blok silindernya. Melainkan juga mengademkan oli mesin. Lo, kok bisa?

Pasalnya, pada bagian mesin sebelah kanan depan yang dekat blok silinder, tepatnya di cover mesin kedua buat penutup ruang sentrifugal, ditambahkan semacam oil cooler mini. Selain itu, embusan angin juga turut membantu mendinginkan ruang CV-Matic (mesin bagian kanan) lewat corong yang diposisikan di atas cover mesin kedua tadi.

"Saluran udara CV-Matic sengaja ditempatkan di atas agar mengurangi risiko masuknya air ke dalam ruang puli saat motor melintas di genangan air yang tinggi," jelas Handy lagi.

Nah, mengenai kemungkinan untuk meng-upgrade dapur pacunya, ada beberapa bagian bisa dijamah. Misal kalau mau naikin kompresi yang hanya 9,0 : 1 tanpa harus papas head, bisa mengganti piston bawaan pakai yang datar atau jenis hi-dome. Sebab ketika diperhatikan, ternyata kontur kepala piston  Revo AT agak celong (cekung) ke dalam.

Selain itu, saat diukur ketebalan liner silindernya, mencapai 3,8 mm. Nah, untuk yang mau bore-up buat pemakaian harian dengan tetap pakai liner standar, jika minimal ketebalannya disisakan 2,5 mm, artinya bisa menggunakan piston berdiameter 52,4 mm milik Honda Karisma atau Supra X 125. Pakai yang oversize 0.50 (diameter piston jadi 52,9 mm) juga masih aman kok.


Sumber : OTOMOTIFNET

Teknologi

Trend iPhone di Skuter Elektrik, Masih Riskan Untuk Indonesia


Aplikasi iPhone di Skutrik Mini (kiri), aplikasi iPhone di Skutrik Smart (kanan)
Dua perusahaan mobil asal Jerman yakni Mini dan Smart belum lama ini meluncurkan skuter elektrik (skutrik) konsep mereka. Kedua jagoan ramah lingkungan ini memiliki persamaan mendasar. Yaitu penggunaan smartphone sebagai pengatur seluruh fitur elektronik di roda dua listrik ini, bahkan sebagai kunci! Nampak jelas di Smart eScooter concept menggunakan iPhone 4.

Dalam salah satu penampakan Mini eScooter concept, nampak jelas penggunaan smartphone full touchscreen sejenis iPhone tersebut. Gadget ini tidak hanya berfungsi sebagai penunjuk kecepatan dan kunci namun juga sebagai sistem anti maling, navigasi, peta, musik dan bahkan menelepon ketika berkendara.

Fitur yang paling keren dari skutrik Mini tersebut adalah sistem navigasi komunikatif yang bekerja sama dengan Google Maps. Sehingga pengendara dapat menemukan sesama pengguna kendaraan dengan fitur tersebut. Akan sangat berguna, ketika pemilik kendaraan lupa dimana memarkir kendaraan yang hilang. Bahkan “tracking” dan mengejar orang yang mencuri motor ini.

Jika tidak cukup, fitur smartphone di skutrik Mini dapat memberikan informasi lalu lintas yang terintegrasi. Sehingga begitu ada kemacetan di rute perjalanan, pengendara dapat segera mengetahuinya. Atau menemukan parkir khusus kendaraan elektrik yang memiliki fasilitas charge.

Tidak mau kalah, Smart juga menggunakan iPhone 4 sebagai kunci motor. Cukup dengan menaruh iPhone di dashboard yang tersedia. Maka skutrik Smart siap dikendarai dan alarm langsung non aktif dengan sendirinya. Ketika tersambung, iPhone 4 ini secara otomatis menjalankan program aplikasi Smart. Tampilan awal yang akan muncul adalah keadaan baterai, speedometer dan panah navigasi.

Bisa diperkirakan, spesifikasi fitur kedua motor ini tidak beda jauh. Bahkan sangat mungkin untuk upgrade atau saling tukar aplikasi fitur. Namun yang jadi kendala adalah ketika smartphone itu hilang, dicuri atau rusak bagaimanakah nasib kendaraan tersebut. Atau masalah keamanan saat berkendara, jika disini bukan tidak mungkin iPhone dijambret di lampu merah.

Belum lagi kekhawatiran ketika hujan, akankah gadget ini tahan air? Itu semua masih jadi kendala utama untuk kondisi Indonesia. 

Sumber :  motorplus.otomotifnet.com

Teknologi

Kupas Teknologi S-KTRC dan KIBS Pada Kawasaki Ninja ZX-10R 2011

Berdasarkan data dan hasil tes yang didapat dari uji performa Kawasaki ZX-10R 2011, ternyata peningkatan tenaga yang dihasilkan dari versi sebelumnya cukup signifikan. Yaitu sebesar 197 daya kuda, lebih besar dari BMW S1000RR yang memiliki tenaga 193 daya kuda dan diklaim menjadi motor tercepat di kelas 1.000cc saat ini.

Bahkan hanya itu, jagoan baru Kawasaki ini, masih memiliki potensi menjadi 207dk dengan bantuan ram air. Apalagi beban motor ini sekarang lebih ringan 6kg yaitu hanya 198kg. Hasil dari jurus baru tersebut adalah power-to-weight ratio senilai 0.99:1. Tentunya S1000RR yang menjadi acuan kalah telak karena lebih berat dan kalah tenaga. Bimmer ini “hanya” menghasilkan 0.95:1.

Disinyalir, peningkatan tenaga yang terdapat pada ZX 10R ini merupakan paduan yang apik dari aplikasi teknologi Sport Kawasaki TRaction Control (S-KTRC) dan Kawasaki Intelligent Anti-lock Brake System (KIBS). Hmm, mau tahu cara kerjanya bagaimana? Yuk kita kupas satu persatu kelebihan yang dimiliki teknologi baru pada Kawasaki Ninja ini.

Sport Kawasaki Traction Control memiliki cara kerja yang berbeda. S-KTRC secara konstan memantau dan berkerja aktif, sedangkan traction control biasa hanya aktif ketika hanya ada gejala sliding (perbedaan kecepatan roda depan dan belakang). Selain itu S-KTRC memiliki lebih banyak sensor, selain di roda, juga terdapat di posisi bukaan gas, putaran mesin dan akselerasi.

Hasilnya cukup mengagumkan, karena di dunia balap atau kecepatan, teknologi ini bisa menjaga motor tetap berada di jalurnya (racing line) yang tepat. S-KTRC memiliki respon lebih cepat dibanding traction control biasa. Karena selalu aktif dan mampu bereaksi tiap 5 milidetik dan menyesuaikan dengan pengapian, sehingga memberikan traksi dan power yang optimal.

Yang spesial adalah karena S-KTRC didesain untuk mengijinkan wheelie (roda depan terangkat yang menguntungkan ketika akselarasi. Namun juga bisa mengeliminasi wheelie yang mengakibatkan kehilangan kecepatan atau membahayakan.

S-KTRC dapat dioperasikan dalam 3 mode, dan ketiganya dapat berkerja dengan baik di jalanan kering maupun basah. Sebenarnya ini merupakan power switch yang berkemampuan untuk membatasi power sehingga pada mode terendah motor ini dapat berjalan santai dan ganas berakselarasi pada mode tertinggi. S-KTRC menjadi fitur standar di ZX-10R 2011.

Fitur kedua yang menjadi rahasia terciptanya performa sempurna di Kawasaki ZX 10R adalah Kawasaki Intelligent Anti-lock Brake System atau KIBS. Sistem pengereman ABS dari Kawasaki ini, tidak hanya bertujuan untuk menjaga roda terkunci namun juga demi keuntungan performa.

KIBS memiliki lebih banyak sensor dibanding ABS biasa. Tujuannya adalah untuk memberikan porsi pengereman yang tepat sehingga roda belakang tidak mengangkat. Sehingga traksi ban belakang tetap terjaga dan rider langsung dapat gas pol kembali tanpa harus menunggu roda belakang menapak ke tanah.

Selain itu KIBS juga memiliki kemampuan untuk bekerja sama saat engine brake. Sistem ini hanya menambah berat kurang dari 3kg. Dan terlokasi di dalam center of gravity. Sehingga tidak perlu khawatir penambahan bobot KIBS akan mengganggu distribusi bobot motor.

Sumber :  motorplus.otomotifnet.com

Teknologi

Desain Helm Del Rosario, Pakai Gel Untuk Gantikan Styrofoam

Standar keamanan produk helm dunia yang menggunakan beberapa bahan seperti composite fiberglass atau composite carbon untuk bagian luarnya, adalah sudah biasa. Namun untuk urusan bagian dalam, helm yang satu ini tergolong unik. Karena mengaplikasi cairan gel sebagai pengganti styrofoam atau gabus helm. Katanya sih gel ini lebih aman ketimbang menggunakan styrofoam, benar enggak sih…!

Menurut klaim Del Rosario selaku desainer helm ini, bahwa aplikasi cairan gel yang sebagai pelindung bagian dalam helm, bisa meredam dampak benturan yang lebih besar ketimbang styrofoam. Selain itu aplikasi model helm juga bisa lebih ngepas dan tidak terlalu tebal jaraknya dari permukaan kepala yang menempel pada bagian dalam helm.

Bobotnya pun lebih ringan daripada helm konvensional yang masih menggunakan styrofoam sebagai pelindung bagian dalamnya. Namun ada tiga bagian utama, yang membuat helm ini jadi lebih kuat dan futuristis dibanding helm sebelumnya.
Yang pertama adalah layer bagian dalam yang menggunakan gel. Dimana gel ini lebih ampuh meredam getaran dan gangguan lain yang biasanya tidak terdapat pada helm yang banyak beredar saat ini. Jika penggunaan styrofoam membuat pengendara kurang nyaman saat mengendara jarak jauh, tidak demikian dengan helm futuristis yang satu ini. Apalagi bobotnya juga lebih ringan.

Lapisan kedua yang membuat helm ini lebih kuat, karena dilengkapi dengan kerangka pengaman yang terdiri dari multilayer laminasi liner yang cukup fleksibel namun sangat kuat menahan impact dan tubrukan yang keras.

Kemudian lapisan ketiga dan paling luar adalah carbon frame yang sangat kuat, sebagai prosedur sistem keamanan standar pada helm futuristik ini. Selain tingkat kekuatan tinggi yang melahirkan kenyamanan dalam menggunakannya, bahan ini juga bisa mereduksi bobot helm yang cenderung menjadi penyebab pengendara jadi malas menggunakan helm fullface.
Hasil kombinasi tiga bahan ini, diklaim memiliki tingkat keamanan yang jauh lebih tinggi ketimbang helm konvensional, yang menggunakan styrofoam pada bagian dalamnya. Jika helm konvensional bisa menahan tubrukan dengan nilai paling tinggi 60-80 joule, helm Del Rosario ini diklaim bisa menahan tubrukan dari 60-100 joule. Hmm, tentunya ini adalah kekuatan yang sangat presisi.

Daya tarik lain yang membuatnya cukup menarik, yaitu mengaplikasi model yang cukup unik. Terinspirasi dari helm yang digunakan di film-film, seperti Akira, Blade Runner dan Mad Max. Visornya pun dibuat dari bahan yang sangat berkualitas, sehingga dari luar penampakannya cukup gelap, namun dari bagian dalam visibilitas tetap diutamakan. Sehingga tidak akan membuat pengendara cepat lelah.

Sayangnya untuk memproduksi helm ini, diperlukan investor atau produsen yang benar-benar berambisi terhadap produk baru. Dan investor tersebut juga setidaknya mempunyai misi yang sama untuk pengembangan peranti pengaman kepala ini.

Sumber :  motorplus.otomotifnet.com

Oto Teknologi

Hovding Helm, Kerah Ber-airbag Untuk Safety Pengendara Sepeda

Jalan raya merupakan fasilitas bersama antar pengemudi mobil, pengendara sepeda motor hingga pengendara sepeda dan pejalan kaki. Keselamatan semua pengguna jalan raya menjadi tanggung jawab bersama.

Nah, salah satu perangkat safety baru untuk pengendara sepeda dari kecelakaan tunggal maupun kecelakaan yang melibatkan mobil dan sepeda motor adalah Hovding Helm. Meski namanya "helm" tapi bentuknya malah hanya menyerupai kerah yang di dalamnya terdapat airbag untuk melindungi kepala dari benturan.

Cangkang airbag ini mampu menggembungkan dalam 0,1 detik saat sensor mendeteksi gerakan pengendara sepeda yang terlibat dalam suatu kecelakaan. Airbag ini dirancang sebagai tudung yang mengelilingi dan melindungi kepala seperti helm. Praktis karena tidak perlu pakai helm saat berkendara sepeda.

Dan pastinya akan tetap modis, pasalnya dua desainer Swedia pembuat alat ini, Anna Haupt dan Terese Alstin telah merancang air bag ini khusus untuk wanita. "Perlindungan tersebut mencakup menjaga rasa kebebasan dan tidak merusak gaya rambut Anda," kata Terese Alstin.

Selain aman, penggunanya tak perlu khawatir tatanan rambutnya rusak seperti saat menggunakan helm. Pantas saja kedua desainernya mengklaim produk ini sangat cocok untuk wanita.
"Kerah airbag ini bisa dilepas dan tersedia dalam berbagai gaya dan pilihan kain. Hovding sangat praktis, bisa berguna sebagai aksesori yang mudah dibawa, ini adalah gaya yang tidak mengganggu desain dan akanmenghemat hidup Anda," ungkap Anna Haupt.

Helm Hovding ini terbuat dari kain nilon yang dapat menahan benturan dan gesekan terhadap aspal. Airbag menjaga tekanan pada tingkat konstan untuk beberapa detik dan dapat digunakan untuk beberapa kali insiden.

Sumber :  motorplus.otomotifnet.com

Oto Teknologi

Ribetnya Bikin Helm Untuk Valentino Rossi

 
 
  Kepala Rossi discanning sebagai patokan pembuatan cangkang dan busa helm

OTOMOTIFNET
– AGV saat ini tengah mengembangkan desain pembuatan pelindung kepala yang melawan pakem. Biasanya helm dibuat dengan desain cangkang atau tempurung helm yang sama, lalu untuk menyesuaikan dengan kepala pemakaianya, ukuran busa di dalamnya disesuaikan ketebalannya.

Namun dengan alasan keamanan dan keselamatan, AGV mampu membuat helm yang benar-benar sesuai dengan ergonomi tiap kepala pemakainya. Layanan khusus ini menggunakan teknologi CD/DC. Dan, Valentino Rossi menjadi orang pertama yang memanfaatkan teknologi ini.

Ini adalah sebuah pekerjaan yang rumit. Tidak hanya mengukur lingkar kepala, tapi untuk memulai proses pembuatan helm ini, kepala akan dipindai secara 3 dimensi. Kepala Valentino Rossi benar-benar dilakukan scanning. Data yang diperoleh akan menggambarkan bentuk kepala secara nyata.
 
AGV melakukan pengukuran dan menciptakan sebuah database yang menggambarkan karakteristik ukuran kepala dan indeks antropometri mereka dalam bentuk digital. Dari data digital tersebut dibuatlah desain helm dan busa didalamnya yang sesuai dengan bentuk kepala.

Baru setelah fix, helm benar-benar dibuat nyata dan dilakukan berbagai pengetesan. Dari fitting dengan patung kepala Rossi, hingga dengan kepala Rossi langsung. Tes di terowongan angin juga dilakukan untuk menciptakan aerodinamika terbaik, efektifitas ventilasi dan mengetahui tingkat kebisingan yang terjadi.

Ini merupakan salah satu cara AGV menunjukkan bahwa produk mereka memiliki kualitas tinggi. Apalagi sebelumnya pembuat pelindung kepala asal Italia ini telah terbukti di ajang balap Moto GP.
  
Tahapan terakhir adalah pengecetan dan perakitan

Sumber : (mobil.otomotifnet.com) 

Teknologi

Kaos Kaki Khusus Biker, Dilengkapi Penghangat!


Teknologi penghangat untuk pengendara motor memang sudah ada. Seperti penghangat elektonik di grip setang atau saluran warmer yang memanfaatkan panas radiator. Tapi ada yang baru lagi nih, kaos kaki dengan penghangat buatan Gerbing. Cukup unik kan!

Ketika suhu lingkungan menjadi dingin, misalnya saat berkendara di malam hari. Sistem syaraf akan membatasi aliran darah untuk mempertahankan suhu badan. Saat itulah kaki dan jari tangan menjadi dingin dan tidak nyaman. Tentunya ini bisa mengganggu kenyamanan dan konsentrasi berkendara

Karena itulah Gerbing merluncurkan kaos kaki dengan penghangat berteknologi “Microwire Heating System”. Alat ini menggunakan kawat yang sangat tipis seperti benang sehingga terasa seperti menggunakan kaos kaki biasa. Sebelumnya teknologi ini telah digunakan untuk memanaskan baju Special Forces US.

Kaos kaki ini dibuat dengan panjang menutupi betis sehingga mampu menghangatkan seluruh bagian bawah kaki hingga lutut. Kaos kaki ini akan mulai dijual pertengahan Desember 2010 dengan harga $ 89,95 atau sekitar Rp 900 ribuan per pasangnya.

Sumber : (mobil.otomotifnet.com)

Teknologi

Swing Arm Merangkap Knalpot Dari Buell



Amerika - Meski motor sport buatan Harley Davidson, Buell sudah tidak lagi diproduksi, bukan berarti pengembangannya berakhir. Kabar terakhir, Buell Motor Company, yang kekayaan intelektual masih dimiliki oleh Harley-Davidson baru saja mematenkan desain knalpot unik.

Knalpot ini menjadi satu kesatuan dengan swing arm atau lengan ayun roda belakang. Sekilas, bentuk motor akan menjadi simpel tanpa kehadiran knalpot. Sebelumnya, Buell meletakan knalpot tepat di bawah mesin agar terlihat lebih simpel.

Desain knalpot ini bermula dari header, kelar dari blok mesin langsung menuju ke bagian kolong. Di kolong terdapat tembolok besar yang berfungsi sebagai catalytic converter. Selain sebagai catalytic converter, kotak di kolong ini juga menjadi air scoop atau fairing bagian bawah.

Keluar dari catalytic converter, ada sebuah pipa fleksibel yang berfungsi sebagai penghubung ke swing arm. Pipa ini lentur dan bisa menyesuaikan dengan gerakan swing arm yang naik turun.



Setelah masuk ke swing arm, sebuah pipa akan menyebarluaskan gas buang ke ruang di dalam swing arm. Ruang ini kemudian menuju ke lubang pembuangan yang letaknya ada di bagian atas swing arm. Dari sini, bisa disimpulkan bahwa swing arm juga berfungsi sebagai silencer.

Secara keseluruhan, swing arm unik ini memiliki tiga fungsi. Yaitu sebagai swing arm, silencer knalpot dan spatbor kolong roda belakang. Apa keuntungannya? Selain lebih simpel, Buell juga meyakini terobosan ini membuat bobot motor jadi paling ringan!

Sumber : (mobil.otomotifnet.com)