Ilmu Lebih Utama daripada Harta
Alkisah pada zaman dahulu kala, di kota Basrah (Irak), manusia saling berselisih pendapat tentang manakah yang lebih bermanfaat dan berguna: ilmu pengetahuan atau harta? Sebagian orang mengatakan, “Ilmu pengetahuan lebih baik dari pada harta.” Dan sebagian lagi mengatakan, kalau harta lebih baik dari pada ilmu pengetahuan.” Untuk mendapatkan jawaban dari apa yang mereka perdebatkan akhirnya, mereka mendatangi seorang ulama untuk minta pendapat atau jawaban atas apa yang mereka perdebatkan.
Ulama itu berkata, Katakanlah kepada mereka bahwa ilmu pengetahuan lebih baik daripada harta. Akan tetapi, orang yang bertanya kepadanya mengatakan, Lalu apa yang harus aku katakan jika mereka menanyakan kepadaku tentang dalil dan alasan pendatmu ini. Ulama itu menjawab, Katakanlah kepada mereka bahwa ilmu pengetahuan adalah warisan para nabi, sedangkan harta adalah warisan Fir’aun. Ilmu pengetahuan adalah yang menjadi penjaga bagi dirimu, sedangkan harta, kamulah yang harus bertugas menjaganya. Di atas itu semua, ilmu pengetahuan adalah pemberian dari Allah yang tidak dianugerahkan kecuali kepada orang yang Dia cintai, sebagai mana firman-Nya, Dan sekiranya bukan karena hendak menghindari manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), tentulah kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada (tuhan) Yang Maha Pemurah loteng-loteng perak bagi rumah mereka dan (juga) tangga-tangga (perak) yang mereka menaikinya. (Az-Zukhruf : 33)
Ilmu pengetahuan itu lebih baik daripada harta, karena ilmu pengetahuan, semakin sering dikeluarkan akan semakin bertambah keberkahannya dan orang yang mengeluarkan akan bertambah ilmunya. Sedangkan harta, semakin banyak dibelanjakan, maka akan semakin berkurang jumlahnya. Hal yang paling penting adalah bahwa untuk mendapatkan harta kita harus memiliki ilmu pengetahuan karena tidak adanya pengetahuan hanya akan mendekatkan kita pada kebodohan dan kebodohan itu dekat dengan kemiskinan. Sehingga ada ungkapan dari teman saya yang mengatakan bahwa kebodohan itu merupakan jalan lewatnya kesengsaraan dan kemiskinan.
Pemilik harta apabila telah meninggal dunia, maka kenangan tentang dirinya akan segera hilang. Sedangkan orang yang memiliki ilmu pengetahuan, walaupun dia telah meninggal dunia, tetapi kenangan tentang dirinya akan terus abadi. Orang yang memiliki harta akan mati, sedangkan orang yang memiliki ilmu pengetahuan tidak akan pernah mati. Orang yang memiliki harta akan ditanya di hari kiamat nanti tentang dari mana dia mendapatkan uangnya? Kemana uang tersebut dibelanjakan? Sedangkan orang yang memiliki ilmu pengetahuan akan diangkat derajatnya di sisi Allah, segabagimana disebutkan di dalam Al-Qur’an: Katakanlah, Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahu. (Az-Zumar : 9).
Betapa pentingnya ilmu pengetahuan itu bagi setiap orang, sebagaimana yang tertulis dalam sebuah hadist yang mengatakan bahwa menuntut ilmu itu lebih baik daripada ibadah selama 60 tahun, malah pada hadis lain seolah-olah bahwa menuntut ilmu itu adalah sebuah kewajiaban, dimana dalam hadist tersebut mengatakan bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim pria dan wanita. Mungkin karena pentingnya ilmu pengetahuan ini juga sampai ayat pertama yang Allah turunkan merupakan ayat yang berisikan perintah membaca. Yang saya pahami membaca disini adalah membaca secara tersurat maupun yang tersirat. Sementara pada hadist yang pernah saya baca beberapa tahun yang lalu mengatakan bahwa orang yang pergi menuntut ilmu maka Allah akan menjaganya sampai ia kembali.
Malang, 04 Agustus 2011
Gang 19 Kav. 7/7
0 komentar on Catatan Renungan Ramadhan 3 :
Posting Komentar