Gambar by, carapedia.com
Semangat reformasi telah mewarnai pendayagunaan aparatur negara dengan tuntunan untuk mewujudkan administrasi negara yang mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan negara dan pembangunan, dengan mempraktekan prinsip-prinsip good governance. Selain itu masyarakat menuntut agar pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam menanggulangi korupsi, kolusi dan nepotisme sehingga tercipta pemerintahan yang bersih dan mampu menyediakan public goods and service yang diharapkan oleh masyarakat. Agar good governance menjadi kenyataan dan sukses, dibutuhkan komitmen dari semua pihak, yaitu pemerintah dan masyarakat. Good governance yang efektif menuntut adanya koordinasi (aligment) yang baik dan integritas, profesionalisme serta etos kerja dan moral yang tinggi. Dengan demikian penerapan konsep good governance dalam penyelenggaraan kekuasaan pemerintah negara merupakan tantangan tersendiri.
Kepemerintahan yang baik merupakan isu yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Tuntutan gencar yang dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah sejalan dengan semakin meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat, disamping adanya pengaruh globalisasi. Pola lama penyelenggaraan pemerintahan tidak sesuai lagi dengan tatanan masyarakat yang telah berubah, oleh karena itu, tuntutan ini merupakan hal yang wajar dan sudah seharusnya direspon oleh pemerintah dengan melakukan perubahan yang terarah pada terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik.
Perubahan lingkungan
Perubahan lingkungan akan menuntut perubahan yang sangat besar dan mendasar terhadap cara hidup dalam berbagai tatanan organisasi yang mencakup antara lain: para karyawan, manajer dan pimpinan organisasi yang selalu harus berjuang untuk menyesuaikan diri dengan pengaruh perubahan yang sangat pesat dan penuh ketidak pastian.
Dalam perspektif organisasi terdapat beberapa pengertian mengenai perubahan yaitu sebagai berikut:
Semangat reformasi telah mewarnai pendayagunaan aparatur negara dengan tuntunan untuk mewujudkan administrasi negara yang mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan negara dan pembangunan, dengan mempraktekan prinsip-prinsip good governance. Selain itu masyarakat menuntut agar pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam menanggulangi korupsi, kolusi dan nepotisme sehingga tercipta pemerintahan yang bersih dan mampu menyediakan public goods and service yang diharapkan oleh masyarakat. Agar good governance menjadi kenyataan dan sukses, dibutuhkan komitmen dari semua pihak, yaitu pemerintah dan masyarakat. Good governance yang efektif menuntut adanya koordinasi (aligment) yang baik dan integritas, profesionalisme serta etos kerja dan moral yang tinggi. Dengan demikian penerapan konsep good governance dalam penyelenggaraan kekuasaan pemerintah negara merupakan tantangan tersendiri.
Kepemerintahan yang baik merupakan isu yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Tuntutan gencar yang dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah sejalan dengan semakin meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat, disamping adanya pengaruh globalisasi. Pola lama penyelenggaraan pemerintahan tidak sesuai lagi dengan tatanan masyarakat yang telah berubah, oleh karena itu, tuntutan ini merupakan hal yang wajar dan sudah seharusnya direspon oleh pemerintah dengan melakukan perubahan yang terarah pada terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik.
Perubahan lingkungan
Perubahan lingkungan akan menuntut perubahan yang sangat besar dan mendasar terhadap cara hidup dalam berbagai tatanan organisasi yang mencakup antara lain: para karyawan, manajer dan pimpinan organisasi yang selalu harus berjuang untuk menyesuaikan diri dengan pengaruh perubahan yang sangat pesat dan penuh ketidak pastian.
Dalam perspektif organisasi terdapat beberapa pengertian mengenai perubahan yaitu sebagai berikut:
- Perubahan adalah sebuah fenomena alami.
- Perubahan adalah berkesinambungan dan terus berlanjut.
- Tujuan perubahan adalah membantu kelangsungan hidup dan pertumbuhan.
- Kelangsungan hidup dan pertumbuhan tergantung pada adaptasi terhadap sebuah lingkungan yang berubah.
- Lingkungan dapat dipengaruhi dan dibentuk oleh tindakan dan keputusan organisasi.
- Belajar dari pengalaman adalah penting untuk proses adaptasi dan perubahan yang sukses.
- Individu-individu berubah baik ke arah yang sama maupun unik.
Kita sekarang ini sedang dihadapkan pada perubahan sifat-sifat dasar manajemen yang di gerakan oleh perubahan cepat dan luas dalam kondisi sosial, ekonomi dan poltik, yang dipicu secara pesat oleh berkembangnya teknologi. Kondisi tersebut mendorong kita semua sebagai anggota organisasi yang profesional, harus mampu merespon era globalisasi sehingga bukan saja harus mampu memanfaatkan berbagai peluang, namun lebih dari itu, yaitu harus mampu merubah tantangan menjadi peluang.
Masalah dalam perubahan
Banyak masalah yang bisa terjadi ketika perubahan akan dilakukan. Masalah yang paling sering dan menonjol adalah “penolakan atas perubahan itu sendiri”. Istilah yang sangat populer dalam manajemen adalah resistensi perubahan (resistance to change). Penolakan atas perubahan tidak selalu negatif karena justru karena adanya penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
Penolakan atas perubahan tidak selalu muncul dipermukaan dalam bentuk yang standar. Penolakan bisa jelas kelihatan (eksplisit) dan segera, misalnya mengajukan protes, mengancam mogok, demonstrasi, dan sejenisnya; atau bisa juga tersirat (implisit), dan lambat laun, misalnya loyalitas pada organisasi berkurang, motivasi kerja menurun, kesalahan kerja meningkat, tingkat absensi meningkat, dan lain sebagainya.
Pengelolaan Perubahan
Berkaitan dengan pengelolaan perubahan, tantangan yang sangat besar dalam mengelola perubahan adalah menentukan: dimana, kapan dan bagaimana memulainya. Dalam kaitan untuk mengelola perubahan, pimpinan perlu memperhatikan beberapa hal antara lain:
1. Memahami mekanisme dasar perubahan.
2. Mengembangkan program perubahan.
3. Menganalisis kekuatan yang mempengaruhi perubahan.
4. Mengambil langkah untuk mengatasi penolakan terhadap perubahan.
5. Memperoleh komitmen terhadap perubahan.
6. Meningkatkan laju perubahan.
Kita sekarang ini sedang dihadapkan pada perubahan sifat-sifat dasar manajemen yang di gerakan oleh perubahan cepat dan luas dalam kondisi sosial, ekonomi dan poltik, yang dipicu secara pesat oleh berkembangnya teknologi. Kondisi tersebut mendorong kita semua sebagai anggota organisasi yang profesional, harus mampu merespon era globalisasi sehingga bukan saja harus mampu memanfaatkan berbagai peluang, namun lebih dari itu, yaitu harus mampu merubah tantangan menjadi peluang.
Masalah dalam perubahan
Banyak masalah yang bisa terjadi ketika perubahan akan dilakukan. Masalah yang paling sering dan menonjol adalah “penolakan atas perubahan itu sendiri”. Istilah yang sangat populer dalam manajemen adalah resistensi perubahan (resistance to change). Penolakan atas perubahan tidak selalu negatif karena justru karena adanya penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
Penolakan atas perubahan tidak selalu muncul dipermukaan dalam bentuk yang standar. Penolakan bisa jelas kelihatan (eksplisit) dan segera, misalnya mengajukan protes, mengancam mogok, demonstrasi, dan sejenisnya; atau bisa juga tersirat (implisit), dan lambat laun, misalnya loyalitas pada organisasi berkurang, motivasi kerja menurun, kesalahan kerja meningkat, tingkat absensi meningkat, dan lain sebagainya.
Pengelolaan Perubahan
Berkaitan dengan pengelolaan perubahan, tantangan yang sangat besar dalam mengelola perubahan adalah menentukan: dimana, kapan dan bagaimana memulainya. Dalam kaitan untuk mengelola perubahan, pimpinan perlu memperhatikan beberapa hal antara lain:
1. Memahami mekanisme dasar perubahan.
2. Mengembangkan program perubahan.
3. Menganalisis kekuatan yang mempengaruhi perubahan.
4. Mengambil langkah untuk mengatasi penolakan terhadap perubahan.
5. Memperoleh komitmen terhadap perubahan.
6. Meningkatkan laju perubahan.
Timbulnya isu negatif dari perubahan yang direncanakan dalam kebijakan, program dan kegiatan pembangunan dalam beberapa hal memang tidak dapat dihindarkan. Banyak pemborosan, kesia-siaan dan penderitaan yang ditemukan, yang sebenarnya dapat dihindarkan. Namun sebuah perubahan dalam organisasi akan efektif bila di landasi oleh wawasan yang mendasar yaitu perubahan yang besar tidak akan terjadi dengan mudah karena berbagai alasan.
Menangani Perubahan Organisasi Secara Sederhana
Ada banyak cara untuk memahami perubahan. Namun yang lebih penting dari metode memahami perubahan, lebih baik kita memiliki suatu metode yang dapat dijadikan pegangan sederhana dalam menangani perubahan dan menentukan sikap yang seharusnya.
Salah satu metode yang bermanfaat adalah Model Kuadran Perubahan. Metode ini cukup populer untuk digunakan dalam mengelola suatu perubahan organisasi.atau komunitas. Alat ini juga berguna untuk menentukan pemeran-pemeran perubahan, lingkup perubahan dan timing yang cocok sehingga keberhasilan dapat terjadi. Model ini mulai dengan memahami bahwa ada dua jenis organisasi. Jenis pertama adalah organisasi yang hangat dan jenis yang kedua adalah organisasi yang dingin. Suatu organisasi yang hangat memiliki norma-norma yang hidup di dalam hampir seluruh personilnya dan dalam iklim hubungan antar manusianya. Organisasi ini memiliki suatu pemahaman bersama mengenai arah organisasi ini. Sebagian besar orang melakukan tugas dan menunjukkan kinerja tinggi karena motivasi dalam diri mereka.
Sebaliknya, organisasi yang dingin adalah suatu organisasi dimana aturan-aturan, sistem, struktur dan prosedur menentukan arah organisasi sehingga tekanan pada pengendalian dan koordinasi sangat tinggi untuk mencapai tujuan-tujuannya. Dalam organisasi ini kecil sekali dorongan dalam tiap-tiap pribadi yang terlibat untuk mencapai kinerja yang tinggi. Selanjutnya model ini mengenali adanya dua jenis perubahan. Pertama adalah perubahan yang dingin. Perubahan yang dingin adalah perubahan yang dihasilkan sebagai suatu penalaran atas lingkungan organisasi ini atau karena tekanan keadaan buruk, seperti kemungkinan bubarnya organisasi ini. Kedua, adalah perubahan yang hangat. Perubahan ini timbul karena dorongan atau motivasi pribadi-pribadi yang terlibat di dalam organisasi ini untuk mencapai arah dan kinerja yang lebih baik.
Malang, 15 Januari 2012
0 komentar on Konsep Restrukturisasi Organisasi Pemerintahan :
Posting Komentar