Saat malam merangkak terseok menuju puncak kepekatan untuk membuai setiap orang dalam nyamannya spring bad mewah jutaan rupiah. Saat banyak sosok yang lelap dalam bungkam sunyi semesta yang menghanyutkan bahtera pemikiran kedalam lautan mimpi yang berakhir tepian fajar. Saat banyak sosok mencumbui malam dalam balutan selimut hangat, saat sosok-sosok pendendang nyanyian malam sibuk menyanyikan dan memperdengarkan sumbangnya lagu dengkuran dalam setiap helaan napas ketidak sadaran.
Ditempat lain banyak sosok-sosok pembelajar yang sibuk merenda dan mencumbui malam dengan menyulam serpihan-serpihan kata menjadi rangkaian pengetahuan. Sosok-sosok pemburu pengetahuan tak mengenal lelah, barakrab dengan sunyi adalah jalan menuju pengenalan hakekat pengetahuan. Bagi mereka tafakur sunyi adalah adalah jalan keabadian menuju pencerahan, Sunyi bagi pengembara pengetahuan adalah penajam rasa dan pikiran. Karena hanya menajamkan rasa dan pikiran mereka menemukan kedamaian dan ketenangan. Sunyi bagi mereka penghamba ilmu adalah pelita pengetahuan yang menegakan langkah dalam suramnya lorong kebodohan.
Tidak ada rasa, tidak ada pikiran yang tercerahan dan terasah dalam gemuruh kehidupan. Tidak ada rasa dan pikiran yang tertajamkan dalam luapan ekspresi berlebihan. Bagi para pencinta sunyi tidak ada keindahan yang melebihi indahnya mengembarakan pikiran dalam lautan keheningan. Bagi pengakrab sunyi tidak ada suara temerdu, tidak ada suara termesra yang melebihi merdu dan mesranya mendengarkan merdunya bisikan suara hati saat berdialog dengan sunyi. Suara hati akan semakin merdu memperdengarkan kemerduannya saat sunyi benar-benar mencapai titik terjernih pada paruh malam.
Adakah komunikasi terjujur yang melebihi kejujuran komunikasi rasa dengan sunyi. Adakah kebeningan yang melebihi beningnya hati saat sunyi mulai menyapa. Adakah kemesraan yang melebihi kemesraan berkawan dengan sunyi. Adakah sosok yang melebihi kebesaran yang dicapai oleh sosok yang berakrab dengan keheningan. Bukankah sang budha mendapatkan pencerahan dalam tafakur sunyi, Bukankah gua hira adalah saksi bisu tercerahkannnya sosok Muhammad. Bukankah Kesunyian penjara telah menuntun pikiran hitler untuk menetaskan ide bagaimana menguasai dunia.
Sunyi seperti sungai gangga yang melarut dan mengahanyutkan setiap dosa. Dan ia tidak akan pernah berhenti mengalir membawa setiap kesalahan dan dosa setiap orang. Sunyi akan selalu mengantarkan pada penemuan hakekat atas kekhilafan yang dilakukan. Sunyi adalah gangga yang mengalirkan air mata penyesalan dan kesedihan menjadi butiran air bening yang meneduhkan jiwa. Tidak ada keteduhan yang meneduhkan selain membasuh hati dengan butiran air mata penyesalan.
Sunyi adalah sperti aliran sungai yang akan mengalirkan ribuan ide, sunyi adalah seperti sungai yang akan melicinkan cadas pengetahuan. Sunyi adalah malaikat putih yang memberi cahaya. Sunyi seperti teknik sulam berantai yang akan merangkai bulatan ide tanpa akhir. Sunyi adalah mencurahkan gagasan, sunyi adalah kombinasi antara jiwa dan pikiran. Sunyi adalah ide yang mengantarkan pemikiran hingga tuntasnya tulisan sederhana ini.
Malang, 18 September 2011
Gang 19 Kav. 7/7
0 komentar on Berkawan Sunyi :
Posting Komentar