Minggu ini adalah saat-saat terakhirku menjadi penghuni 250, karena itu saya akan memanfaatkan dan memuaskan diri untuk merasakan saat terakhirku di istana yang satu tahun saya huni. Cukup banyak kisah dan kesan yang telah ku ukir disini walaupun bagi saya kesan itu kurang tapi paling tidak sebuah kisah telah ku ukir menjadi patahan-patahan kisah yang menceritakan kehidupan yang pernah di lewati dan apabila saatnya tiba, kisah yang pernah diukir akan menjadi indah untuk di kenang karena sebuah kisah akan indah kalau di kenang dimasa yang jauh kedepan dan apabila dinikmati saat mengukir kisah itu maka kisahnya akan jadi hambar...
Beberapa hari ke depan saya akan memulai kisah baru di tempat yang baru namun bukan berarti harus menutup lembaran-lembaran kisah lama. Saya berharap tempat saya yang baru nanti bisa menggiring saya untuk melukiskan kisah baru sebagai pembanding bagi kisah sebelumnya, dengan cara seperti itu kita bisa menentukan kehidupan seperti apa dan bagaimana kehidupan yang kita inginkan. Bagi saya kehidupan ini bukanlah arahan nasib, juga bukan ditentukan oleh khayalan tapi persoalan kehidupan ini adalah persoalan realitas. Dan realitas hidup yang dicapai saat ini adalah hasil pahatan spontanitas kita dimasa silam yang dimana pahatan kebahagiaan kita, akan selalu terkenang dan membuat kita optimis dalam menjalani panjangnya hidup ini.
Malang, Gang V/250
0 komentar on Lukisan Dua Kisah :
Posting Komentar