Konflik Ibukota Butur


  Pembakaran Mobil BKKBN milik Pemkab Butur

Pembakaran kantor Bupati Butur oleh kelompok 
pro Buranga sebagai ibukota (foto by Aswad)

Konflik tentang ibukota kabupaten buton utara mulai berubah menjadi anarkis, beberapa hari sebelumnya terjadi pembakaran dua buah mobil milik Pemda butur yang disusul tindakan sweaping terhadap para pejabat buton utara oleh para kelompok yang mendukung buranga sebagai ibukota buton utara. Hari ini (24 September 2011)  Sekitar pukul 13.00 siang terjadi pembakaran kantor bupati buton utara, kantor DPRD buton utara dan satu unit mobil pemadam kebakaran.



Kulisusu, 25 September 2011

Ketetapan Alam.

Setiap perjumpaan pasti ada perpisahan, pencapaian akhir biasanya dimulai dari awal. Setiap kehidupan pasti berakhir dengan kematian, dan sebelum menjadi dewasa tangan kita hanyalah kepalan dan cengkeraman lemah yang tidak berarti dan tidak cukup untuk menggenggam dunia. Kita harus cukup sabar menunggu sampai kemudian tangan kita menjadi kuat untuk menggenggam dunia. Semua kehidupan berjalan pada proses yang telah menjadi ketetapan alam, rumus-rumus alam adalah sebuah kepastian yang tidak akan termentahkan. Melawan dan merubah hukum yang sudah menjadi ketetapan alam sedikitpun akan menjadi sebuah bencana mengerikan. 

Proses alam adalah sebuah proses yang berjalan pada titik dan kalkulasi rasional yang tidak terbantahkan. Karena semua kehidupan berjalan pada kalkulasi rasional yang tidak terbantahkan maka untuk bertahan dari hukum-hukum yang menjadi ketetapan seseorang harus mampu mengkalkulasi hukum-hukum yang ada untuk kemudian merumuskan dan menyerasikan hukum yang tidak berbenturan dengan hukum sebelumnya. Dan banyak yang menjadi rumus-rumus temuan masa kini bukanlah proses untuk berlawanan dengan proses alam. Tapi hal ini hanya merupakan proses penyesuaian keselarasan dan harmonisasi antara hukum-hukum hasil ciptaan manusia dengan hukum alam, bukannya melawan ketetapan yang sudah menjadi hukum alam.

Kadang perilaku fanatisme pendewaan teknologi yang berlebihan membuat sebagian orang untuk mencoba melawan apa yang menjadi ketetapan alam. Usaha untuk mencoba melawan apa yang menjadi ketetapan alam ini bukan merupakan hal baru. Karena sejak hehidupan purba persoalan ini sudah menjadi pikiran umat manusia saat itu. Bahkan dunia pengobatan kuno sudah berusaha untuk melawan proses penuaan dan kematian. Hingga kehidupan para tabib cina kuno berusaha menemukan berbagai obat yang bisa membuat awet maupun obat yang bisa membuat seseorang agar bisa hidup abadi. Berbagai ramuan dicoba untuk diracik dalam hal untuk menemukan obat yang bisa mengantarkan seseorang pada kehidupan yang abadi. Hingga dimasa itu banyak orang berusaha menciptakan dan menemukan pil abadi.

Bahkan orang sekaliber jengis khan pun dimasa kejayaannya memerintahkan kepada para tabib bangsa mongol untuk menemukan obat yang bisa membuatnya agar bisa hidup abadi. Namun para tabib yang diperintah tidak ada satupun yang mampu meracik obat yang membuat hidup seseorang menjadi abadi. Hingga menjelang kematian jengis khan, untuk mewujudkan impian sang kaisar bengis yang memiliki kekuasan besar. Para tabib membuat sebuah pekuburan buat sang kaisar, dimana kuburan tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga mayat sang kaisar tidak membusuk dan hancur. Demi alasan itu maka dibuatkan sebuah kuburan dimana disekeliling kuburan tersebut dialiri air raksa langsung dari sumber mata air sehingga air raksa yang mengalir tanpa henti itu mengawetkan dan mampu menjaga jasad sang kaisar dari pembusukan dan kehancuran. 

Hingga saat ini semaju apapun teknologi yang dicapai oleh peradaban umat manusia saat ini belum ada satupun formula penemuan yang mampu mementahkan apa yang sudah menjadi ketetapan alam. Semua hanyalah proses perpaduan dan harmonisasi hukum-hukum saja. Proses harmonisasi hukum ini bukan bersifat mendominasi satu sama lain, tapi masing-masing berjalan beriringan diatas hukum masing-masing. Dan seandainya satu hukum mendominasi hukum-hukum yang ditetapkan sebelumnya maka akan ada satu hukum yang hancur. Karena itu hukum-hukum ciptaan pengetahuan yang berjalan hingga saat ini adalah sebuah hukum yang mampu mempertahankan harmonisasinya terhadap hukum alam. Hukum alam ini tidak hanya berjalan diatas rel yang bisa terrumuskan seperti dalam ilmu-ilmu eksakta, tapi proses ini juga berlaku dalam ranah ilmu-ilmu sosial.



Malang, 21 September 2011
Gang 19 Kav. 7/7

Konflik Ibukota Butur


Masih membekas dalam ingatan saya, saat dimana ribuan masyarakat buton utara yang melakukan demonstrasi dengan menduduki kantor DPRD Sultra menuntut diadakannya pemekaran kabupaten buton utara dari kabupaten muna. Saat paling menegangkan saat itu adalah pada saat penentuan penanda tanganan rekomendasi pemekaran. Dimana pada saat itu Bupati muna mau menanda tangani kabupaten buton utara dengan catatan ibukota adalah buranga. Mengingat kondisi saat itu elit politik kabupaten buton utara menyepakati keinginan Bupati muna. Keputusan itu adalah keputusan yang sangat bijak, karena kepentingan kedua belah pihak terwakili. Disatu sisi Keinginan bupati muna untuk beribukota diburanga terpenuhi dan keinginan masyarakat buton utara juga terpenuhi.

Dicapainya kesepakatan tentang pemekaran tersebut disambut oleh suka cita warga buton utara dimana dalam sebuah buku berjudul dinamika politik lokal dan pemerintahan daerah menyebutkan kalau warga buton utara yang ikut demonstrasi saat itu sebanyak 13.000 orang. Sejak disepakatinya rekomendasi pemekaran tersebut sebuah harapan kesejahteraan warga buton utara akan terwujud. Dimana selama bergabung dengan kabupaten muna warga buton utara merasa terpinggirkan dan dialienasikan dalam hal pembangunan. Dengan mekarnya kabupaten buton utara dari kabupaten muna maka kemudahan pelayanan akan semakin efisien. Sehingga adalah hal yang wajar ketika saat itu masyarakat buton utara menaruh sebuah harapan besar dengan mekarnya kabupaten buton utara.

Namun sejak dimekarkannya Kabupaten buton utara dari kabupaten muna, malah melahirkan persoalan-persoalan baru yang hingga saat ini belum terselesaikan. Persoalan-persoalan ini kemudian merampas harapan kebahagiaan dan memudarkan angan-angan akan kesejahteraan masyarakat buton utara. Persoalan utama yang hingga saat ini masih menjadi isu utama adalah persoalan ibukota. Persoalan ibukota ini menjadi tuntutan dari sebagian kelompok yang menilai bahwa pembangunan infrastruktur yang ada di ereke adalah merupakan bentuk pemindahan ibukota dari buranga ke kulisusu. Bahkan yang lebih ekstrim lagi ada penilaian bahwa hal itu merupakan bentuk pembangkangan terhadap undang-undang. Karena letak ibukota kabupaten buton utara menurut kelompok pro buranga memiliki kekuatan hukum karena termaktub dalam undang-undang. Sementara pro ereke juga bertahan dengan pendapat mereka bahwa dalam undang-undang tidak menyebutkan untuk membangun kantor di buranga sehingga mereka menafsirkan bahwa membangun  kantor di ereke adalah sesuatu yang tidak melanggar hukum.

Konflik ibukota butur berujung dengan di ikatnya 
salah seorang anggota DPRD Kab. Butur (foto, Berita Kendari.com)
Dalam tulisan ini saya tidak mempersoalkan ibukota, tapi dalam catatan ini saya hanya akan menulis tentang konflik ibukota Butur yang tak kunjung ada penyelesaian. Saya melihat bahwa berlalrut-larutnya persoalan ibukota ini akan merugikan masyarakat buton utara. Karena normatifnya sebuah pemekaran harusnya akan memberikan manfaat pada masyarakat. Sehingga persoalan ibukota yang sampai saat ini belum terselesaikan harusnya mendapat perhatian penuh dari pemerintah daerah dan secepatnya diselesaikan. Karena memikirkan kesejahteraan masyarakat ditengah konflik adalah sesuatu yang sulit. Sebaik apapun sebuah konsep yang akan dijalankan maka akan selalu dipersepsikan oleh pihak lain dengan kepentingan kelompok tertentu. Ketika masing-masing kelompok sudah mulai saling mempersepsikan, lebih-lebih persepsi mereka negatif maka suhu dari konflik yang terjadi akan makin membesar yang kemudian akan menjadi konflik terbuka.


Semakin besar konflik yang terjadi, maka pemerintah hanya akan fokus pada persoalan konflik yang sedang berlangsung. Dalam kondisi seperti ini maka memikirkan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat adalah sesuatu yang mustahil. Karena dalam kondisi seperti ini pemerintah hanya memfokuskan perhatian pada penyelesaian konflik, sehingga kepentingan masyarakat akan terabaikan. Dan memikirkan sebuah konflik bukan merupakan persoalan yang sederhana. Karena memikirkan konflik berarti berpikir dalam tekanan-tekanan, disatu sisi memikirkan satu kelompok sementara pada sisi yang lain berusaha untuk memikirkan keterwakilan dari kelompok lain. Ketika kesimpulan yang diambil oleh pemerintah daerah dalam penyelesaian konflik tersebut tepat itu hanya akan meningkatkan tensi konflik yang terjadi. 

Saya hanya berharap semoga persoalan yang terjadi selama ini bisa diselesaikan secepatnya agar pemda butur bisa memikirkan kesejahteraan masyarakat. Sudah cukup perjuangan warga buton utara untuk memperjuangkan nasib mereka. Kalau sebagian orang mengatakan bahwa nasib itu harus diperjuangkan. Lantas perjuangan apa lagi yang harus dilakukan oleh masyarakat butur. Bukankah dua kali melintasi laut adalah bukti keseriusan mereka untuk merubah nasib yang selama ini merasa teralienasi. Maka adalah sesuatu yang wajar ketika suatu saat mmereka menuntut hak mereka mendapatkan kesejahteraan dan kehidupan yang layak.



Malang, 21 September 2011
Gang 19 Kav. 7/7

Kata Bijaksana

Hidup adalah kegelapan, jika tanpa hasrat dan keinginan.
Semua hasrat dan keinginan akan buta, jika tidak disertai pengetahuan.
Pengetahuan akan hampa, jika tidak diikuti pelajaran.
Setiap pelajaran akan sia-sia, jika tidak disertai cinta.



Malang, 19 September 2011

Berkawan Sunyi




Saat malam merangkak terseok menuju puncak kepekatan untuk membuai setiap orang dalam nyamannya spring bad mewah jutaan rupiah. Saat banyak sosok yang lelap dalam bungkam sunyi semesta yang menghanyutkan bahtera pemikiran kedalam lautan mimpi yang berakhir tepian fajar. Saat banyak sosok mencumbui malam dalam balutan selimut hangat, saat sosok-sosok pendendang nyanyian malam sibuk menyanyikan dan memperdengarkan sumbangnya lagu dengkuran dalam setiap helaan napas ketidak sadaran. 

Ditempat lain banyak sosok-sosok pembelajar yang sibuk merenda dan mencumbui malam dengan menyulam serpihan-serpihan kata menjadi rangkaian pengetahuan. Sosok-sosok pemburu pengetahuan tak mengenal lelah, barakrab dengan sunyi adalah jalan menuju pengenalan hakekat pengetahuan. Bagi mereka tafakur sunyi adalah adalah jalan keabadian menuju pencerahan, Sunyi bagi pengembara pengetahuan adalah penajam rasa dan pikiran. Karena hanya menajamkan rasa dan pikiran mereka menemukan kedamaian dan ketenangan. Sunyi bagi mereka penghamba ilmu adalah pelita pengetahuan yang menegakan langkah dalam suramnya lorong kebodohan.

Tidak ada rasa, tidak ada pikiran yang tercerahan dan terasah dalam gemuruh kehidupan. Tidak ada rasa dan pikiran yang tertajamkan dalam luapan ekspresi berlebihan. Bagi para pencinta sunyi tidak ada keindahan yang melebihi  indahnya mengembarakan pikiran dalam lautan keheningan. Bagi pengakrab sunyi tidak ada suara temerdu, tidak ada suara termesra yang melebihi merdu dan mesranya mendengarkan merdunya bisikan suara hati saat berdialog dengan sunyi. Suara hati akan semakin merdu memperdengarkan kemerduannya saat sunyi benar-benar mencapai titik terjernih pada paruh malam.

Adakah komunikasi terjujur yang melebihi kejujuran komunikasi rasa dengan sunyi. Adakah kebeningan yang melebihi beningnya hati saat sunyi mulai menyapa. Adakah kemesraan yang melebihi kemesraan berkawan dengan sunyi. Adakah sosok yang melebihi kebesaran yang dicapai oleh sosok yang berakrab dengan keheningan. Bukankah sang budha mendapatkan pencerahan dalam tafakur sunyi, Bukankah gua hira adalah saksi bisu tercerahkannnya sosok Muhammad. Bukankah Kesunyian penjara telah menuntun pikiran hitler untuk menetaskan ide bagaimana menguasai dunia.

Sunyi seperti sungai gangga yang melarut dan mengahanyutkan setiap dosa. Dan ia tidak akan pernah berhenti mengalir membawa setiap kesalahan dan dosa setiap orang. Sunyi akan selalu mengantarkan pada penemuan hakekat atas kekhilafan yang dilakukan. Sunyi adalah gangga yang mengalirkan air mata penyesalan dan kesedihan menjadi butiran air bening yang meneduhkan jiwa. Tidak ada keteduhan yang meneduhkan selain membasuh hati dengan butiran air mata penyesalan.  

Sunyi adalah sperti aliran sungai yang akan mengalirkan ribuan ide, sunyi adalah seperti sungai yang akan melicinkan cadas pengetahuan. Sunyi adalah malaikat putih yang memberi cahaya. Sunyi seperti teknik sulam berantai yang akan merangkai bulatan ide tanpa akhir. Sunyi adalah mencurahkan gagasan, sunyi adalah kombinasi antara jiwa dan pikiran. Sunyi adalah ide yang mengantarkan pemikiran hingga tuntasnya tulisan sederhana ini.



Malang, 18 September 2011
Gang 19 Kav. 7/7

Filosofi Sebagai Landasan Berpikir


Banyak orang yang memandang sinis terhadap filsafat, mereka melihat filsafat seolah ilmu yang tidak memberi manfaat. Sehingga tidak sedikit orang yang berpaling dari filsafat, filsafat dianggap seolah berada dipuncak menara dan tidak bersentuhan dengan realitas yang terjadi. Kalau kita merujuk pada akar filsafat itu sendiri yang berarti cinta kebijaksanaan, tentu semua ilmu berawal dari filsafat. Sehingga Sumantri mengibaratkan filsafat sebagi prajurit yang merebut sebuah wilayah dan setelah menguasainya ia menyerahkan kepada pasukan lain untuk menguasai dan menjaga daerah taklukan tersebut. Pada kenyataannya memang filsafat seperti itu, hanya mencari filosofi sebuah ilmu. Kemudian ilmu yang menjadi temuan filsafat tadi melahirkan ilmu pengetahuan baru untuk mengkaji lebih dalam ilmu yang menjadi temuan tadi.

Fungsi filsafat disini hanyalah sebagai peletak landasan berpijak pengetahuan. Apa yang menjadi landasan ilmu pengetahuan yang ada saat ini adalah proses penemuan dan kajian filsafat. Filosofi diperlukan untuk menetapkan apa yang menjadi landasan berpikir untuk melihat masa depan ditengah-tengah ribuan pilihan yang sama pentingnya. Dan setiap orang tentu punya cara berpikir yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Dan pada saat yang sama akan mengalami pilihan-pilihan yang saling bertentangan satu dengan yang lainnya. Dalam kondisi seperti ini nilai sebuah filosofi menjadi akan menjadi penting dan sangat diperlukan.

Dalam perjuangan membangun bangsa Indonesia yang penuh dengan keterbatasan dan kesulitan yang menghimpit dimasa penjajahan. Sukarno dengan pemahaman filosofi perjuangan dan pemahaman kesulitan saat itu, ia memilih untuk berpikir demokrasi terpimpin. Pilihan itu tentu merupakan pilihat yang tepat saat itu mengingat ia tidak memiliki banyak pilihan, tidak memiliki tenaga yang cukup untuk membantunya dan ia dikelilingi oleh pilihan-pilihan yang cenderung konflik satu dengan yang lainnya. Hal yang sama juga dipraktekan oleh pemimpin Uni Emirat Arab dimana filosofi yang dianutnya berbeda dengan filosofi yang dianut oleh dunia barat. Dimana dunia barat menganggap bahwa politik dulu baru ekonomi, dimana filosofi ini didasari oleh pemahaman bahwa ekonomi tidak akan berjalan ketika demokrasi belum terlaksana dengan baik. Namun Sheikh Mohammed Bin Rashid memiliki filosofi lain, bahwa ekonomi dulu baru politik. Landasan berpikirnya berangkat dari asumsi bahwa politik tidak akan berlangsung secara demokratis ketika ekonomi belum mapan. Menurutnya untuk menuju pada politik yang beradab maka manusia harus sejahtera lebih dulu. Terbukti filosofi yang di terapkan mampu membawa Uni Emirat Arab menjadi negara yang maju. 

Tentu setiap orang memiliki filosofi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain, hal ini sangat ditentukan oleh kemampuan masing-masing orang dalam melihat apa yang menjadi impian-impian mereka. Kepekaan mereka dalam memahami fenomema yang terjadi akan berpengaruh terhadap filosofi yang akan mereka anut. Untuk memahami fenomemana yang terjadi kita membutuhkan beberapa cara dalam melihat fenomena-fenomena yang terjadi maupun yang telah atau belum terjadi. Adapun tiga jenis mata yang bisa digunakan untuk melihat:

Mata persepsi
Mata persepsi ini merupakan cara pandang yang paling sering dilakukan, walaupun cara pandang dengan menggunakan mata persepsi ini seringkali menyesatkan. Cara pandang ini hanya melihat apa yang tertangkap, dan setiap yang terjangkau dalam pandangan mata persepsi ini dianggap sebagai sebuah realitas. Melihat dengan mata persepsi ini merupakan yang paling dangkal karena kebenaran hanya terbatas apa yang mereka lihat. Apa yang terjadi diluar jangkauan pandangan persepsi ini dianggap bukan sebuah kebenaran.

Mata Probability
Mata probability ini merupakan cara pandang yang tidak hanya melihat realitas saja, tapi pandangan probability ini berusaha melihat dengan skenario-skenario. Dan pada umumnya segala fenomena yang terjadi penuh dengan skenario-skenario. Dan yang paling sering menggunakan cara melihat seperti ini adalah para analis. Dimana mereka melihat sesuatu bukan didasari oleh fakta yang terjadi tapi mereka akan menelusuri skenario yang terjadi. Bagi para analis realitas hanyalah sebuah akibat dari skenario yang terjadi. 

Mata Possibility
Mata posibiliti ini merupakan cara melihat dengan melibatkan kekuatan-kekuatan untuk menggerakan. Kekuatan-kekuatan ini muncul karena kemampuan membahasakan filosofi yang ditetapkan kepada orang lain. Cara melihat possibility hanya dilakukan oleh sebagian kecil saja.
 
 
 
 
Malang, 19 September 2011
Gang, 19 Kav. 7/7

Membungkam Egois Dengan Keterbukaan Pikiran




Tidak sedikit orang yang mendewakan pemikiran mereka sendiri hingga sebuah kebenaran hanya akan menjadi benar ketika sesuai dengan konsep yang mereka olah dalam pemikiran sendiri. Walaupun kadang pemikiran itu adalah sebuah pemikiran yang selamanya terperangkap dalam pandangan-pandangan egois pribadi. Dan secara pribadi setiap orang kalau kita mengacu pada pandangan rasional choice (pilihan rasional) tentu ini merupakan sebuah kebenaran. Karena setiap orang berpikir dan bertindak berdasarkan pilihan rasional masing-masing. Sehingga setiap tindakan yang diambil adalah sesuatu yang rasional walaupun pilihan ini bukan sesuatu yang rasional bagi orang lain dalam artian bahwa pilihan rasional mereka adalah pilihan rasional bounded dimana pilihan rasional ini masih dibatasi oleh pilihan rasional dalam pandangan orang lain.

Cepatnya perubahan dan informasi yang setiap saat terjadi merupakan hal yang mendasari rasionalitas seseorang. Apa yang dianggap rasional saat ini dalam hitungan detik bisa menjadi sesuatu yang tidak rasional lagi, begitu juga sebaliknya sesuatu yang dianggap salah dalam konteks tertentu bisa menjadi sesuatu yang benar.  Mengingat spontanitas perubahan terus berlangsung setiap detik, setiap menit dan setiap jam. Sehingga kebenaran akan menjadi benar apabila berada pada posisi yang tepat dan disaat yang benar. Sehingga adalah sesuatu yang sulit menentukan kebenaran dalam pandangan ilmu-ilmu sosial. Untuk itu keterbukaan dan  kelenturan terhadap informasi akan membuat seseorang untuk tidak kaku terhadap apapun yang diketahuinya. Sehingga sesuatu itu tidak dianggap sebagai kebenaran mutlak.

Namun masih banyak orang yang masih berpegang pada pola lama, dimana apa yang dianggapnya benar maka selamanya adalah sesuatu yang benar. Bagi mereka otak tidak ubahnya sebuah museum penyimpanan tempat penyimpanan benda-benda kuno yang semakin lama akan semakin memiliki nilai yang tinggi. Mereka menganggap bahwa perubahan akan melenyapkan kebenaran yang mereka yakini selama ini. Pada hal kebenaran itu selalu dan selamanya akan menjadi benar, dan yang benar itu menjadi salah karena proses untuk mencapai kebenaran itu yang salah bukannya kebenaran itu sendiri yang salah. Apabila orang sudah berpikir semacam ini, yang meletakan sisi rasionalitas pada prasangka-prasangka maka akan memudarkan dan mengalihkan sisi rasionalitas mereka.

Di Indonesia cukup banyak orang pintar, dan tidak sedikit yang menduduki posisi-posisi bergengsi baik dalam pemerintahan, perusahaan dan lain sebagainya. Namun sedikit dari mereka yang menjadi pembaharu dalam organisasi yang mereka pimpin. Sebab kebanyakan dari mereka hanya menilai penting kebenaran individu daripada melihat apa yang menjadi kebenaran umum. Mereka hanya menganggap batas kebenaran adalah pada bidang ilmu yang mereka geluti, sehingga mereka hanya mengurung diri pada batas-batas yang mereka anggap benar dan ini menjadikan mereka enggan untuk berinteraksi dengan disiplin ilmu-ilmu yang lain maupun kelompok lain. Pada hal tanpa interaksi dengan orang lain, dengan kelompok lain dan disiplin diluar keilmuannya, setiap kebenaran akan kehilangan makna, tidak bergigi dan memudarkan manfaat kebenaran itu sendiri.

Dalam eksplorasi kehidupan kita akan membutuhkan penyegaran, dimana penyegaran ini adalah dalam bentuk melakukan pembaharuan. Namun kita seringkali dibenturkan maupun berbenturan dengan sendirinya dalam upaya kita melakukan pembaharuan-pembaharuan. Kita dalam melakukan pembaharuan akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok penjaga pusaka pikiran usang. Dimana pikiran usang mereka cenderung konvensional dan hanya mampu melihat seperti apa saat ini dan disini.  Mereka tidak melihat sejauh mana pikiran-pikiran orang lain walaupun terkadang mereka akan mengikuti kalau sudah melihat hasil dari pemikiran orang lain. Mengenai hal ini, pernah dikeluhkan oleh orang sekelas Albert Einstein dimana Albert Einstein pernah berucap bahwa, kalau terbukti teori saya benar maka orang-orang swis akan menganggap saya sebagai warga dunia, dan orang jerman akan mengakui saya sebagai warga jerman. Tapi seandainya teori saya salah maka orang swis akan mengklaim saya sebagai warga jerman dan orang jerman akan mengklaim saya sebagai warga yahudi.

Membiarkan pikiran kita terbuka terhadap berbagai informasi maupun perkembangan merupakan sebuah modal, karena pada umumnya pikiran setiap orang adalah seperti sebuah parasut. Dimana sebuah parasut akan berkerja apabila ia sudah terbuka. Dan manusia dengan pikiran usang adalah mereka yang membiarkan pikiran mereka tertutup dan tidak mau menerima perubahan dan informasi yang terjadi. Setiap perubahan dan pemikiran orang lain dinilai sebagai sesuatu yang menyesatkan tanpa melihat dan memahami arah pemikiran orang lain. Orang dengan pemikiran tertutup ini cenderung menganggap orang lain sebagai orang yang menghancukan tatanan nilai-nilai lama dan sulit menerka arah pemikiran orang lain.

Membuka diri terhadap informasi dan perubahan akan membawa seseorang pada penemuan dan penciptaan konsep yang tepat akan sebuah kebenaran.  Dan menutup diri terhadap informasi dan perubahan hanya akan membuat seseorang seperti dalam sebuah penjara tanpa jendela. Walaupun Kita semua pada dasarnya seperti berada dalam sebuah penjara berjendela, hanya sebagian yang membuka jendela dan sebagian yang lain tetap menutup jendela penjara mereka, sehingga mereka selamnya berada dalam kegelapan. Sementara yang membuka jendela penjaranya adalah mereka yang melihat berbagi keindahan yang berada diluar penjara.


Malang, 18 September 2011
Gang 19 Kav. 7/7